Saturday, June 9, 2012

Dandan yuk!


Saya tahu, sebagai seorang wanita, sudahlah kodratnya untuk menyukai hal-hal yang berbau keindahan. Salah satunya, yang akan saya bahas disini, adalah dandan.

Siapa sih wanita yang engga suka dandan? Dandan disini bukan hanya dalam pengertian bermakeup yaa. Ada teman saya yang engga suka makeup, tapi kuku-kukunya selalu rapi terawat dengan pewarna kuku khas salon kuku. Ada juga yang engga suka meni-pedi, tapi rajin ke salon untuk sekedar hairspa atau creambath. Teman saya yang lain, engga suka makeupan, engga suka juga ngerawat kuku atau nyalon, tapi rajin luluran. Ada lagi yang lebih suka dandan dengan berpakaian sesuai fashion yang sedang trend. Entah mematchingkan baju model terbaru, tas atau sepatu.

Saya? Duh, engga satu pun yang saya suka di antara semua pengertian dandan.

Saya engga suka bermakeup.
Saya punya banyak teman wanita. Bolehlah disurvey, berapa banyak peralatan makeup atau dandan yang mereka punya. Pasti jauh lebih banyak dari saya:D
Coba intip tas saya sehari-hari, saya cuma punya satu compact powder, itu pun sebenarnya seserahan waktu saya lamaran dulu-berarti sudah 3 tahun yang lalu. Entah sudah expired apa belum hahaha- dan masih belum habis. Gimana mau habis, wong dipakai saja jarang-jarang kok:p Boro-boro lipstick atau yang lainnya.

Sewaktu sahabat-sahabat saya merencanakan BFF girls time, mereka tentu tidak lupa menaruh jadwal saling mendandani. Hanya saya sepertinya yang tidak tertarik. Waktu ada sale besar-besaran alat makeup brand tertentu yang konon mahal karena kualitas yang tinggi, cuma saya juga yang menanggapi dengan afek emosi datar.

Eh, bukan berarti saya tidak bisa makeup lho! Beberapa kali terpilih menjadi finalis ini-itu-ini-itu sewaktu masih gadis dulu *cieeeh:p* dimana selalu ada kelas makeup di saat karantinanya, membuat saya hapal betul kekurangan dan kelebihan wajah saya, mana yang harus dimakeup begini begitu, mana yang harus ditonjolkan dan mana yang harus dishading. Selain itu, profesi saya sebagai MC dan presenter televisi juga menempatkan saya ‘terpaksa’ bisa dandan. Seringkali waktu syuting mepet dengan waktu sekolah saya, sehingga saya dituntut bisa makeup sendiri dengan cepat. Bahkan dandan di mobil sambil menunggu lampu hijau menyala di perempatan juga bisa lho! –Power of kepepet-. Saya punya peralatan makeup lengkap hasil hibahan mama. Tapi tentunya engga pernah saya bawa setiap hari. Sekarang malah ada di gudang:p

Saya engga  suka nyalon. Kalau bukan potong rambut, saya malaaaas sekali ke salon hanya untuk creambath atau hairspa atau perawatan lainnya. Sepertinya saya bersalah karena ‘membuang waktu’ yang sebenarnya bisa berguna untuk hal lain. Saya juga engga pernah meni-pedi. Seumur hidup saya, baru sekali kuku saya diwarnai, yaitu saat menikah. Itu pun, tidak bertahan lama karena begitu acara selesai, hal pertama yang saya lakukan setelah melepas kebaya adalah membersihkan kuku.

Luluran? Duh apalagi ini. Saya engga suka luluran. Lagi-lagi saya merasa ‘membuang waktu’ kalau menghabiskan beberapa jam tanpa melakukan apa-apa hanya untuk luluran. Mungkin kalau lulurannya bisa disambi dengan siaran, saya mau-mau aja:p

Sekarang soal fashion. Saya mengikuti fashion. Saya tahu model-model baju yang sedang ngetrend, merk tas yang sedang happening, model sepatu yang in. Saya rajin membaca majalah fashion, saya juga penonton setia ANTM:D
Tapi, kalau melihat lemari pakaian saya, baju-baju yang saya pakai sehari-hari lebih banyak pilihan mama yang emang concern banget dengan dunia fashion. Tas dan sepatu saya juga banyak, hibahan dari mama. Semuanya fashionable, karena mama saya sangat fashionable. Seperti banyak wanita lain yang saya kenal, mama saya ini sangat memikirkan baju/tas/sepatu yang mau dipakai. Misalnya ada undangan, mama pasti sudah menyiapkan akanmemakai baju/tas/sepatu apa dari jauh hari. Bahkan kalau mungkin, sengaja membeli/membuat baju khusus untuk dating ke acara tersebut. Pas hari-H pun, sudah dipastikan salon langganan akan dihubungi mama.

Teman-teman saya juga begitu lho! Saya bolak/I diminta mengantar teman membeli baju untuk datang ke pesta ulangtahun atau pernikahan. Pernah juga diminta menemani dandan ke salon khusus untuk hadir di suatu pesta.

Kalau saya sendiri? Duh, mungkin saya ini emang tipe orang yang engga mau ambil pusing ya. Setiap hari, saya engga pernah menghabiskan banyak waktu di depan lemari. Biasanya, baju yang saya pakai hari itu adalah baju yang ada di tumpukan paling atas di lemari pakaian saya. Saat menghadiri undangan pun sama saja. Saya mengambil baju pesta yang mana saja di lemari, itu pun diputuskan 5 menit sebelum berangkat:p Sekedar bedakan, sisiran, pakai lipstick kalau inget, terus pergi deh:D

Bukan hanya sekali saya diomeli mama karena hal ini. Menurut mama, dengan hadir di suatu pesta rapi, bermakeup, itu sama saja kita menghormati pihak yang mengundang. Well, benar juga sih. Hanya saja, saya punya jalan pikiran yang lain. Menurut saya, kehadiran kita yang diundang saja sudah merupakan wujud bahwa kita menghormati pihak yang mengundang. Tidak ada hubungannya dengan makeup atau engga, dengan memakai baju yang wah atau engga. Kalau emang suka sih engga apa-apa. Tapi kalau merasa ‘keberatan’ kan susah juga yaa.. Engga enak kan kalo sengaja dandan untuk datang ke suatu undangan tapi merasa engga nyaman? Yang penting nyaman aja deh:D

Alhamdulillah, untungnya suami sepaham dengan saya. Jadi saya engga pernah diprotes deh. Yang penting nyaman. Hehehe. Eh tapi saya salut banget lho sama yang bisa (dan mau) dandan setiap hari. Ayo dong, ajak-ajak saya biar mau juga, biar saya agak lebih ke-wanita-an sedikit:p


3 comments:

Waya Komala said...

Iya mbak, aku juga salut banget sama orang yang jago dandan. Kadang pengen juga kaya' gitu, tapi ogah berlama-lama dandan.Cukup bedak, lipstick aja. Pernah belajar pake eyeliner,hasilnya belepotan dan kapok..,hehhe
Salam kenal ya :)

Keke Naima said...

sy juga suka dandan, tp kalo harus tiap hari ya enggak lah.. Malah kl hari2 biasa polos aja seringkali tanpa lipstick juga :)

Meta Hanindita said...

@waya: met kenal jugaaa:) hehe sbnrnya dandan itu ga susah2 amat, tp ngumpulin niatnya itu lho yg susah:p

@ke2nai: iya ya mbak, enakan polosan;D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...