Huru-hara di pagi hari. Naya tiba-tiba datang menghampiri saya dan mencoba untuk duduk....di muka saya!
Meta: "Kak, apa sih? Engga boleh duduk di muka mama atau papa atau siapa pun. Engga sopan!"
Naya: "Tapi kakak Aya mau duduk di muka mama!"
Meta: "Duduk di kursi aja, atau sini mama pangku yaa?"
Naya: "Engga maaaauuuuuu" *mulai merengek plus nangis*
Meta: "Kenapa mau duduk di muka mama?"
Naya: " Kan istimewa ma, kaya pak kusing (kusir, Red) yang sedang bekerja. -Naya memang lagi tergila-gila sama lagu naik delman akhir-akhir ini-
Meta: *ngakak* "Kak, muka itu maksudnya depan. Jadi di muka itu sama dengan di depan."
Naya: "Bukaaaaan maaaa, muka itu iniiii *nunjuk mukanya* bukan depannnn! *nangis tambah keras*
Meta: *bingung setengah mati*
:)))))
Kesempatan lain,
Naya : "Ma, mbak Siti (ART saya,Red) namanya siapa ma?"
Meta: "Lho, ya Siti kak. Siti itu kan namanya."
Naya: "Bukan ma. Nama panjangnya."
Meta: "Oooh. Mama engga tau, nanti kita tanyain yaa! Kenapa emangnya kak? *bingung, menebak-nebak arah pertanyaan bayi*
Naya: "Kakak Aya tau!"
Meta: "Oh yaa? Siapa?"
Naya: "Siti....mewa kududuk di muka di samping pak kusir yang sedang bekerja."
Meta: *ngakaaaaaaak*
Asli deh itu engga kebayang Naya bakal ngusilin emaknya semacam itu. Serasa punya anak ABG, bukan bayi:')
Monday, April 29, 2013
Sunday, April 28, 2013
Selingkuh
Ini apa deh ujug-ujug ngomongin selingkuh? Jadi gini, salah satu sahabat dekat saya waktu sekolah dulu mem-bbm saya beberapa waktu lalu. Walaupun jarang sekali bertemu muka, kami memang masih sering bersilahturahmi lewat BBM atau LINE.
Ceritanya, teman saya -sebut namanya Mawar aja ya!- ini pernah punya gebetan waktu sekolah. Gebetannya memang idola sejuta umat saat itu. Rasanya semua cewek pasti ngecengin dia deh. Eh kecuali saya sih:p Saya inget banget betapa Mawar sering mencoret-coret bukunya dengan nama gebetannya. Betapa curhatnya selalu menyelipkan nama gebetan. Engga ketinggalan, menitipkan 1000 salam pada teman gebetan. Errrr, jadul juga yak:p
Singkat cerita, Mawar engga pernah jadian sama gebetannya ini, dan setelah lulus saya sudah engga pernah mendengar Mawar menyebut-nyebut namanya lagi.
Makanya saya kaget banget waktu akhir-akhir ini Mawar mulai mengungkit soal gebetan masa lalunya. Si gebetan, sebut aja namanya Ariel deh ya, sekarang sudah berkeluarga dengan 2 orang anak. Kalau saya lihat dari foto profile Facebooknya sih, sepertinya keluarga mereka sangat bahagia. Sementara itu, Mawar belum berkeluarga. Prioritasnya dari dulu memang karier. Engga heran, kariernya sekarang memang gemilang.
Ternyata, tanpa sengaja mereka berdua sempat bertemu di salah satu acara kantor. Diawali bertukar pin Blackberry dan nomor handphone, akhirnya jadi dekatlah mereka. Tidak ada hari tanpa BBM-an yang menanyakan kabar, sudah makan atau belum, lagi ngapain dsb. Terkadang janjian untuk lunch bareng di sekitar wilayah kantor mereka. Hanya berdua saja. Mawar senang sekali mereka bisa dekat. Wajar, saya tahu betapa cinta matinya Mawar ke Ariel dulu:D
Tapi tetap saja saya yang mendengar ini kaget. Lho, bukannya Ariel sudah berkeluarga? Bukankah itu sama saja dengan berselingkuh? Saya berani bertaruh, istri Ariel pasti sama sekali engga tahu hubungan suaminya dengan Mawar yang katanya 'cuma' teman ini.
Menurut Mawar, apa yang dilakukannya bukan berselingkuh. 'Toh, engga pernah kontak fisik. Gandengan tangan aja engga pernah, Met!"
Hmphhhh..
Menurut saya, selingkuh tidak hanya dapat dinilai dari sekedar ada/tidaknya kontak fisik. Apa yang dilakukan Mawar dan Ariel itu salah satu bentuk dari perselingkuhan. Entah ya, sebut saya lebay, tapi kalau saya yang ada di pihak istri dari Ariel, saya pasti akan marah besar, dan mungkin akan langsung minta untuk mengakhiri hubungan.
Komitmen buat saya adalah syarat mutlak untuk suatu hubungan. Jika komitmen sudah dikhianati, meski dalam bentuk sms-an, bbm-an, lunch bareng, terus buat apa meneruskan hubungan?
Kalau kata orang, sama saja dengan selingkuh hati. Tinggal menunggu waktu saja kapan selingkuh hatinya berlanjut ke fisik, IMHO:)
Mungkin saja sih, istrinya Ariel engga selebay saya -semoga yaa!-:p
Tapi maafkan saya ya Mawar kalau saya sangat engga menyetujui apa yang kamu lakukan ini.
I know you will read this. I am still your BFF. I will always be. That's why I keep telling you to stay away from him for your own goodness. Please:)
Ceritanya, teman saya -sebut namanya Mawar aja ya!- ini pernah punya gebetan waktu sekolah. Gebetannya memang idola sejuta umat saat itu. Rasanya semua cewek pasti ngecengin dia deh. Eh kecuali saya sih:p Saya inget banget betapa Mawar sering mencoret-coret bukunya dengan nama gebetannya. Betapa curhatnya selalu menyelipkan nama gebetan. Engga ketinggalan, menitipkan 1000 salam pada teman gebetan. Errrr, jadul juga yak:p
Singkat cerita, Mawar engga pernah jadian sama gebetannya ini, dan setelah lulus saya sudah engga pernah mendengar Mawar menyebut-nyebut namanya lagi.
Makanya saya kaget banget waktu akhir-akhir ini Mawar mulai mengungkit soal gebetan masa lalunya. Si gebetan, sebut aja namanya Ariel deh ya, sekarang sudah berkeluarga dengan 2 orang anak. Kalau saya lihat dari foto profile Facebooknya sih, sepertinya keluarga mereka sangat bahagia. Sementara itu, Mawar belum berkeluarga. Prioritasnya dari dulu memang karier. Engga heran, kariernya sekarang memang gemilang.
Ternyata, tanpa sengaja mereka berdua sempat bertemu di salah satu acara kantor. Diawali bertukar pin Blackberry dan nomor handphone, akhirnya jadi dekatlah mereka. Tidak ada hari tanpa BBM-an yang menanyakan kabar, sudah makan atau belum, lagi ngapain dsb. Terkadang janjian untuk lunch bareng di sekitar wilayah kantor mereka. Hanya berdua saja. Mawar senang sekali mereka bisa dekat. Wajar, saya tahu betapa cinta matinya Mawar ke Ariel dulu:D
Tapi tetap saja saya yang mendengar ini kaget. Lho, bukannya Ariel sudah berkeluarga? Bukankah itu sama saja dengan berselingkuh? Saya berani bertaruh, istri Ariel pasti sama sekali engga tahu hubungan suaminya dengan Mawar yang katanya 'cuma' teman ini.
Menurut Mawar, apa yang dilakukannya bukan berselingkuh. 'Toh, engga pernah kontak fisik. Gandengan tangan aja engga pernah, Met!"
Hmphhhh..
Menurut saya, selingkuh tidak hanya dapat dinilai dari sekedar ada/tidaknya kontak fisik. Apa yang dilakukan Mawar dan Ariel itu salah satu bentuk dari perselingkuhan. Entah ya, sebut saya lebay, tapi kalau saya yang ada di pihak istri dari Ariel, saya pasti akan marah besar, dan mungkin akan langsung minta untuk mengakhiri hubungan.
Komitmen buat saya adalah syarat mutlak untuk suatu hubungan. Jika komitmen sudah dikhianati, meski dalam bentuk sms-an, bbm-an, lunch bareng, terus buat apa meneruskan hubungan?
Kalau kata orang, sama saja dengan selingkuh hati. Tinggal menunggu waktu saja kapan selingkuh hatinya berlanjut ke fisik, IMHO:)
Mungkin saja sih, istrinya Ariel engga selebay saya -semoga yaa!-:p
Tapi maafkan saya ya Mawar kalau saya sangat engga menyetujui apa yang kamu lakukan ini.
I know you will read this. I am still your BFF. I will always be. That's why I keep telling you to stay away from him for your own goodness. Please:)
Thursday, April 25, 2013
Cover Ayahbunda
Our first cover;) |
Walaupun
bukan yang pertama-jaman abegeh duluuuuh sudah pernah-, tapi tetap saja
istimewa karena ini foto cover saya perdana bersama Naya:D
Kok
bisa? Saya kan bukan selebriti. Terkenal juga engga. Terus bagaimana
caranya? Saya pun sebenarnya masih percaya engga percaya kok:p
Jadi
begini, suatu hari saat saya sedang akan pulang kampung beberapa hari
dan meng-update status penuh kegembiraan di Path, mbak Tenik Hartono, CCO
majalah Ayahbunda yang baik hati memberikan komen pada saya untuk
meluangkan waktu difoto saat mampir ke Jakarta.
Namanya
juga banci foto, saya sih senang -senang aja hehehe. Nah, setelah
janjian, pada hari H, saya dan Naya diantar mama pergi ke gedung Femina
untuk pemotretan. Saya pernah beberapa kali ke gedung Femina sebelumnya
untuk foto di majalah Cita Cinta, Gadis dan Seventeen (RIP Seventeen
Indonesia, sayang banget sudah engga ada), tapi ya itu tadi, pas masih
ABG, sudah lamaaaaaa. Jadilah, harus agak menggali ingatan dan tanya
kiri-kanan untuk sampai ke sana.
Di
sana, saya langsung naik ke studio foto untuk di-makeup. Naya masih
tertidur lelap di mobil sampai akhirnya menyusul saya setelah bangun.
Rupanya di studio sedang ada pemotretan bertema Pooh untuk anak-anak.
Naya yang masih belum 'penuh' karena baru bangun langsung excited demi
melihat Pooh, Piglet dan Tiger.
"Mama, kakak Aya di-cheese dong sama Pooh!" --> emang suka difoto.
Kakak Aya, Pooh, Piglet, Eeyore dan Tiger. |
Setelah
di-makeup, tiba saatnya pemotretan. Semua wardrobe dan property yang
dipakai sudah disediakan. Saya dan Naya berganti baju 3x dengan 3 tema
yang berbeda.
Jalannya
pemotretan terbilang lancar. Alhamdulillah walaupun fotografer dan kru
yang lain terbilang 'asing', Naya sangat kooperatif. Mau senyum, sadar
kamera dan sepanjang pemotretan tetap ngoceh melulu engga ada
hentinya-_-"
Sampai
detik itu, saya engga tahu lho kalau itu buat cover. Saya pikir sebagai
blogger web Ayahbunda, pemotretan tadi adalah untuk artikel profil.
Suasana Pemotretan |
Saya
baru ngeh setelah pemotretan dan disodori berkas untuk ditandatangani.
Di berkas tersebut, dijelaskan bahwa hasil pemotretan akan dijadikan
cover. Waaaaaaa saya langsung berbinar-binar deh! Tapi deg-degan juga.
Saya kan bukan artis atau orang terkenal. Engga pede! Nanti apa kata
orang? Jangan-jangan oplahnya turun karena model cover-nya tak dikenal
*semoga jangan ya!*:p
Sampai
sekarang, saya sebenarnya belum melihat sendiri majalahnya karena di
tempat saya saat ini (baca: Balung, Jember) engga ada tukang majalah.
Bisa pesan sih, tapi datangnya minimal masih seminggu lagi-_-"
Anyway, it was such a great experience in life. Im so honoured:)
Terimakasih
tak terhingga buat mbak Tenik, tentunya, mbak Fia, mas Yudhi, mbak Jane
sebagai fotografer, mas Ariya-MUA, mbak Nanda Djohan-stylist, dan semua
kru yang lain:)
Semoga engga bosen-bosen ngajak foto lagi! Hyahaha #modus :p
All That Matters
Setiap mendengar nama Kartini, kata pertama yang terlintas di benak saya adalah emansipasi.
Sebagai
seorang perempuan, saya sungguh sangat berterimakasih kepada Kartini.
Coba bayangkan, tanpa beliau mungkin perempuan di Indonesia sampai saat
ini tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan pria untuk mengenyam
pendidikan, bekerja atau bahkan menjadi pemimpin.
Sekarang?
Ah, bisa kita lihat dimana-mana kaum perempuan bekerja yang tidak kalah
dengan pria. Bahkan banyak juga perempuan yang menjadi pimpinan.
Profesi yang dulu hanya menjadi milik laki-laki sudah 'dibagi' rata
kesempatannya dengan perempuan.
Waktu
belum menikah, impian saya adalah mendukung Kartini membuktikan bahwa
perempuan bisa sama dengan laki-laki. Saya tidak keberatan harus bekerja
semalaman di studio setelah dinas seharian di rumah sakit. Tidak
mengeluh juga kalau diberi tugas jaga bolak/i sampai jarang melihat
rumah. Kalau yang laki-laki bisa, saya juga harus bisa dong!
Tapi
setelah menikah dan -apalagi- punya anak, duh rasanya kaki ini berat
sekali untuk melangkah pergi bekerja. Saya ingin mendampingi Naya setiap
hari. Saya lebih ingin bersama Naya setiap saat dibandingkan bekerja.
Saya ingin menjadi saksi mata langsung tumbuh kembang Naya. Sempat
terlintas niat saya untuk berhenti bekerja saja.Lalu apa kabar dengan
impian saya untuk mendukung Kartini?
Saya
jadi berpikir, apakah harus menjadi wanita karier dulu untuk menjadi
seorang Kartini? Apakah harus menjadi ibu bekerja dulu untuk dapat
disebut sebagai seorang Kartini?
Saya
tahu banget nih, Full Time Mom alias Ibu Rumah Tangga dan Working Mom
alias ibu yang bekerja alias wanita karier masih jadi bahan perdebatan
abadi sampai sekarang.
Saya jadi ingat 'perang status BBM' teman-teman saya.
"Alhamdulillah
ya, Laika -bukan nama sebenarnya- lulus ASIX plus MPASI rumahan buatan
ibunya sendiri. Biarpun capek no nanny, no maid, insyaAllah berkah Tuhan
balasannya."
"Bekerja demi masa depan Biyan -juga bukan nama sebenarnya-. Biarpun capek, selama masa depan Biyan terjamin, engga masyalah."
"Rejeki anak ada sendiri-sendiri, engga perlu kerja terlalu ngoyo. Yang penting justru bonding dan kasih sayang ibu."
"Buat apa jauh-jauh memikirkan masa depan kalau saat ini anak kurang waktu dan perhatian?"
"Bekerja=aktualisasi diri=modal mendidik anak"
Dan
masih banyak lagi. Intinya, yang tidak bekerja merasa lebih baik karena
dapat sepenuhnya 'memegang' anak. Yang bekerja pun tidak mau kalah
karena merasa dengan bekerja dapat mengaktualisasi diri demi modal
mendidik anak. Ngenes ya bacanya? Eh tapi ini benar-benar kejadian lho!
Buat
saya, ibu bekerja atau ibu rumah tangga apapun sebutannya, tetap adalah
seorang ibu. Seseorang yang dengan ikhlas akan melakukan segalanya,
mengorbankan apapun untuk anak. Seseorang yang akan selalu memberikan
yang terbaik untuk anaknya.
Bekerja
atau tidak, ibu adalah sosok sempurna seorang Kartini. Sama seperti
Kartini, ibu pun berjuang melahirkan dan membesarkan manusia. Di tangan
ibu, generasi muda bangsa dibentuk.
Apapun
jabatannya, mau direktur, manajer, dokter, ibu rumah tangga, presiden
sekalipun, saya yakin hanya 'sampingan' saja karena pekerjaan utama
adalah sebagai seorang ibu. Titik.
Dimanapun berada, saat sedang di kantor, di tempat kerja, saya yakin hati dan pikiran ibu selalu ada pada anak-anaknya.
Pilihan
berkarier atau tidak memang kembali ke pribadi masing-masing dengan
segala pertimbangannya. Saya sendiri memilih tetap berkarier karena
yakin insyaAllah bisa menyeimbangkan tugas saya sebagai ibu dan wanita
bekerja dengan prioritas keluarga.
For
all the mothers in the world, please stop arguing about full time
mother or working mother. We are all Mothers. Period. It's all that
matters:)
Saya yakin kalau Kartini masih ada, beliau akan tersenyum bangga pada kita semua.
Selamat hari Kartini!
Sunday, April 21, 2013
Masalah Majalah
Entah ini bisa dimasukkan kedalam kegiatan compulsive shopping atau tidak, tapi selain notes, saya sukaaaaa sekali beli majalah:D
Bedanya dengan notes, setiap habis membeli majalah, saya pasti akan langsung membacanya sampai selesai. Engga kompulsif kan kalau gitu namanya? Toh, menurut pembenaran saya, semua info di majalah memang saya butuhkan kok:p
Majalah apa saja sih yang saya beli? Jangan kaget ya! Semua. Iyaaa semua. Saya engga pandang bulu dalam membeli majalah. Apapun saya sikaaat:p
Mulai dari teen magazines seperti Gadis, GoGirl, Girlfriend sampai Hai sering saya beli. Jadi biar kata udah emak-emak, saya masih mengikuti tren gaulnya remaja hehehe. Sedikit banyak, ini membantu saya juga untuk siaran:)
Majalah yang ditujukan untuk wanita seumuran saya seperti Femina, Chic, CitaCinta, Grazia pun engga ketinggalan saya beli. Kalau yang ini sih bukan buat bahan siaran tentunya. Tapi info yang diberikan memang sangat berguna buat saya.
Sebagai seorang ibu, saya juga membaca majalah-majalah bertema parenting seperti Ayahbunda, Mother and Baby Indonesia, Parents, Parenting, Tumbuh Kembang, dll. Ini sih sudah jelas dong ya alasannya kenapa:)
Tentunya bikin kantong kering kalau saya berlangganan semua majalah tadi:D
Jadilah, saya memutuskan untuk berlangganan beberapa majalah saja, sedangkan sisanya membeli saat ada edisi yang menarik hati.
Saat ini saya berlangganan majalah Ayahbunda dan Grazia, dan sedang berniat memulai langganan Femina bulan depan. Sementara majalah lain yang sering saya beli (hampir setiap edisi) adalah Mother Baby Indonesia dan Gadis. Bagaimana yang lain?
Saya sungguh bersyukur saat ini banyak majalah yang tersedia versi digitalnya. Tinggal search lewat gadget, bayar dan download. Harganya jauuuuuuuuh lebih murah dibandingkan membeli versi cetaknya. Masuk akal dong, kan engga butuh biaya kertas, tinta maupun distribusi. Untuk pembaca seperti saya, untungnya adalah engga menambah tumpukan majalah yang membeludak di rumah dan menghemat banyak hehe.
Sayangnya, majalah-majalah keluaran Femina Grup belum tersedia versi digitalnya. Padahal sejak umur 12 tahun, saya sudah suka dan rutin membaca majalah keluaran Femina Grup. Entah ya, menurut saya bahasannya selalu menarik, bahasa yang mudah diikuti, engga heran hampir semua majalahnya adalah pelopor no 1 di setiap segmen. Semoga segera deh ya!
Bedanya dengan notes, setiap habis membeli majalah, saya pasti akan langsung membacanya sampai selesai. Engga kompulsif kan kalau gitu namanya? Toh, menurut pembenaran saya, semua info di majalah memang saya butuhkan kok:p
Majalah apa saja sih yang saya beli? Jangan kaget ya! Semua. Iyaaa semua. Saya engga pandang bulu dalam membeli majalah. Apapun saya sikaaat:p
Mulai dari teen magazines seperti Gadis, GoGirl, Girlfriend sampai Hai sering saya beli. Jadi biar kata udah emak-emak, saya masih mengikuti tren gaulnya remaja hehehe. Sedikit banyak, ini membantu saya juga untuk siaran:)
Majalah yang ditujukan untuk wanita seumuran saya seperti Femina, Chic, CitaCinta, Grazia pun engga ketinggalan saya beli. Kalau yang ini sih bukan buat bahan siaran tentunya. Tapi info yang diberikan memang sangat berguna buat saya.
Sebagai seorang ibu, saya juga membaca majalah-majalah bertema parenting seperti Ayahbunda, Mother and Baby Indonesia, Parents, Parenting, Tumbuh Kembang, dll. Ini sih sudah jelas dong ya alasannya kenapa:)
Tentunya bikin kantong kering kalau saya berlangganan semua majalah tadi:D
Jadilah, saya memutuskan untuk berlangganan beberapa majalah saja, sedangkan sisanya membeli saat ada edisi yang menarik hati.
Saat ini saya berlangganan majalah Ayahbunda dan Grazia, dan sedang berniat memulai langganan Femina bulan depan. Sementara majalah lain yang sering saya beli (hampir setiap edisi) adalah Mother Baby Indonesia dan Gadis. Bagaimana yang lain?
Saya sungguh bersyukur saat ini banyak majalah yang tersedia versi digitalnya. Tinggal search lewat gadget, bayar dan download. Harganya jauuuuuuuuh lebih murah dibandingkan membeli versi cetaknya. Masuk akal dong, kan engga butuh biaya kertas, tinta maupun distribusi. Untuk pembaca seperti saya, untungnya adalah engga menambah tumpukan majalah yang membeludak di rumah dan menghemat banyak hehe.
Sayangnya, majalah-majalah keluaran Femina Grup belum tersedia versi digitalnya. Padahal sejak umur 12 tahun, saya sudah suka dan rutin membaca majalah keluaran Femina Grup. Entah ya, menurut saya bahasannya selalu menarik, bahasa yang mudah diikuti, engga heran hampir semua majalahnya adalah pelopor no 1 di setiap segmen. Semoga segera deh ya!
Subscribe to:
Posts (Atom)