"Apa rasanya lulus Met?" Pertanyaan semacam ini sedang gencar-gencarnya saya dapatkan:)))
Selain teman senasib seperjuangan, keluarga, teman pekerjaan lain juga ikut menanyakan.
Well, sejujurnya rasanya LEGA! Saya lega banget. Engga perlu lagi "ngelonin" handphone semalaman dan tidur dengan rasa ketakutan. Takut kalau terjadi sesuatu pada pasien saya, takut kalau ada pasien datang tengah malam dalam kondisi gawat yang mengharuskan saya datang saat itu juga. Saya juga lega engga perlu lagi begadang sampai mirip zombie di rumah sakit. In fact, waktu pengumuman ujian, begitu mengetahui saya lulus, kalimat pertama yang saya ucapkan setelah bersyukur adalah : "YES! Engga jaga lagi!" :))))
Selain lega, saya juga senang pada akhirnya bisa "menebus" waktu yang selama ini saya pinjam dari Naya dan suami. Sudah seminggu ini, Naya selalu minta dimandikan, disuapi, diantar sekolah sampai dikeloni saat tidur. Padahal biasanya Naya mengerjakan semuanya sendirian. Alasannya begini: "Ma, tolong suapin kakak makan ya. Kakak itu lupa caranya makan sendiri." atau "Mama, kakak lupa pakai sepatu gimana sih caranya? Mama tolongin kakak ya!" :)))) Iyaaa, saya tahu Naya cuma beralasan saja supaya dapat perhatian full dari saya:D
Saya juga akhirnya bisa sesuka hati siaran atau menerima jadwal syuting tanpa bingung membagi waktu dengan kegiatan rumah sakit yang super hectic. Rasanya menyenangkan sekali!
Baru seminggu sih saya terbebas dari segala macam tugas. Baru seminggu yang penuh dengan euforia. Senang sekali terbangun setiap pagi tanpa perasaan takut, tertekan atau khawatir. Senang sekali bisa tidur nyenyak di malam hari. Senang sekali bisa menghabiskan waktu sepuasnya dengan Naya dan suami.
Saya engga pernah terpikir sebelumnya kalau saya akan menulis ini. Tapi, jujur saya kok malah kangen ya:))) Saya kangen suasana "menegangkan" yang memaksa saya belajar lebih banyak. Saya rindu situasi yang membuat saya -kepepet- harus siap setiap saat. Dasar manusia ya, engga pernah ada puasnya haha.
Biasanya pertanyaan "Apa rasanya lulus?" akan menyambung ke pertanyaan "Habis ini rencananya apa Met?"
Jawabannya: saya sendiri juga masih belum tahu.
Entah akan bekerja sebagai home pediatrician di sebuah rumah sakit atau cukup praktek sendiri saja di rumah, atau lebih fokus pada siaran dan syuting serta menulis atau justru malah sekolah lagi, saya belum tahu.
Boleh engga menikmati dulu masa-masa euforia ini? Boleh yaaa? Boleh kan? Boleh dong! *nanya sendiri, jawab sendiri*:))
2 comments:
Share donk mba gmna mengatasi kepanikan , ketegangannya dan ttp fokus n ga feeling guilty ke anak n suami di masa pendidikan ?
Ditampung dulu yaaa, stay tuned:p
Post a Comment