Belakangan ini ibu pertiwi kembali dirundung duka. Setelah tanah longsor di Banjarnegara, banjir, pasar Klewer yang terbakar, beberapa hari lalu pesawat dari salah satu maskapai yang terkenal dengan keamanannya dinyatakan "menghilang". Kurang dari 72 jam setelahnya, tim pencarian berhasil menemukan serpihan pesawat dan jenazah yang mengapung di wilayah selat Karimata.
Jujur, saya tidak pernah menonton televisi lokal, termasuk acara berita. Tetapi saya tetap berusaha terus update dari membaca kabar yang beredar di linimasa. Walaupun begitu, karena saya sungguh penasaran mengikuti perkembangan, akhirnya saya pun mulai menyalakan televisi lokal yang meliput berita ini. Its heartbreaking to see their families in such grief. Tanpa terasa, saya pun ikut menangis menyaksikan foto-foto relasi yang histeris menunggu kepastian anggota keluarganya. Tampak jelas duka yang mendalam tergambar di wajah masing-masing. Bingung menunggu ketidakpastian, ditambah "harapan palsu" yang berasal dari berita hoax mengenai telah ditemukannya pesawat tsb dengan semua penumpang yang selamat. Saya benar-benar engga habis pikir. Di sela bencana seperti ini kok ya adaaaaaa manusia yang begitu teganya menyebarkan kabar palsu entah apa maksudnya. Buat saya sih, ini jelas menunjukkan kurangnya kadar empati kepada sesama.
Ada pula yang "sempat-sempatnya" menggunakan musibah ini sebagai bahan candaan, dan yang lebih parah lagi, mendoakan keburukan para penumpang pesawat tersebut. Ya Allah, how come?
Saya memang tidak mengenal secara personal satu pun penumpang Air Asia QZ8501. Tapi sebagai manusia, saya merasa ikut bersedih mendengarnya.
Hari ini mereka yang mendapat musibah. Besok, lusa atau entah kapan bisa saja kita yang ada di posisi mereka. Atau anak kita. Atau orangtua kita. Atau keluarga kita.
Sungguh ini kembali mengingatkan saya bahwa umur, sama halnya dengan rejeki dan jodoh adalah benar-benar rahasia Allah Swt. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang bisa mengubah. Entah berakhir di mana hidup kita, di laut lepas, di udara tinggi, di tempat tidur, di rumah sakit, di masjid, di tempat dugem, sungguh hanya Allah yang Maha Mengetahui.
Saya pun diingatkan bahwa sesungguhnya tidak ada yang kita miliki sebenarnya. Tidak anak kita, tidak orangtua, tidak suami/istri, tidak juga satu pun. Karena kita bukan milik mereka, dan mereka pun bukan milik kita. Hanya Allah Swt yang kita miliki.
Saya turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk semua penumpang dan staf Air Asia QZ8501. Semoga diampuni semua kesalahannya, dan diberikan tempat terbaik.Amiiiin yra.
No comments:
Post a Comment