Saturday, April 21, 2012

Berat Badan

Bagaimana menurunkan berat badan setelah melahirkan?

Inilah yang sering sekali saya pikirkan begitu tahu kalau berat badan saya naik 25 kg setelah melahirkan Naya. Jelas bingung, karena seumur-umur, berat badan saya stabil di kisaran 49-50 kg sejak SMP. Tidak pernah terlalu jauh bedanya, kalau pun turun atau naik paling hanya 1-2kg yang pasti akan kembali lagi setelah beberapa waktu. Tapi ini 25 kg. Dua puluh lima kilogram. Huwow.

Baju-baju saya jelas tidak ada yang muat. Selamat tinggal celana panjang size 26-27, selamat jalan juga blus-blus saya yang berukuran S-M. Semuanya digantikan oleh celana bersize 31 dan kemeja berkancing berukuran L atau bahkan XL *tutupmuka*

Awalnya saya tidak terlalu peduli sebenarnya. Apalagi suami juga tidak pernah meminta saya menurunkan berat badan. Yang penting sehat, katanya. *Entah basa-basi atau bukan:p* Dan selain itu kesibukan saya sebagai ibu baru cukup menyita waktu sampai saya tidak ingat kalau berat badan saya melambung jauh:D

Setelah melahirkan Naya –yang beratnya hanya 2,sekian. Kebayang kan sisanya nempel di sang emak-, berat saya berkurang dan menyisakan hutang 12 kg untuk kembali ke berat semula sebelum melahirkan. Saya tidak merencanakan untuk diet karena saya bertekad menyusui Naya secara eksklusif. Percaya deh, kalau menyusui, kalori yang dibutuhkan banyak sekali. Makanya saya pun makan gila-gilaan. Menyerupai porsi makan godzila. Engga lebay lho iniii.
Dan gara-gara ini pula yang tadinya ‘tinggal’ 12 kg bertambah kembali menjadi 15 kg. Saya masih tidak peduli. Toh selama cuti, saya jarang sekali keluar rumah. Jarang sekali bertemu orang lain. Jadi bebas dari komentar yang mungkin menyakitkan:D

Setelah masa cuti habis dan saya harus kembali bersekolah, mulailah banyak komentar yang tidak mengenakkan hati. Saya ini orangnya super cuek, biasanya. Tapi lama-lama engga tahan juga kalau harus mendengar omongan seperti “Ini hamil lagi apa kemarin itu belum melahirkan dok?” atau “Ini pasti udah isi lagi deh” dsb dsb. Wajar kan ya kalau lama-lama saya jengah? (I swear to God that i WILL NOT EVER comment on people like that. Dont they know how rude it is btw?)

Selain itu, berlebihnya berat membuat saya merasa ‘berat’ dalam beraktivitas. Saya cepat sekali kelelahan padahal baru jalan sedikit, sewaktu dinas jaga pun saya tidak bisa segesit biasanya. Akhirnya saya memutuskan : saya harus menurunkan berat! Entah bagaimana caranya.
Saya pun memulai diet dengan mengatur pola makan. Eh tapi ternyata ada efeknya. Karena saya masih aktif memompa ASI selama di rumah sakit, saya justru merasa lemaaaas sekali, dan mungkin karena itu juga saya rasakan hasil pompaan saya seret nian. Hoah. Karena niat saya memberi ASI untuk Naya lebih besar daripada niat saya untuk menurunkan berat, selamat tinggal diet! *dadah2*

Ada seorang teman yang menawarkan produk jualannya berupa minuman pembakar lemak yang konon aman untuk busui dan efektif menurunkan berat badan. Harganya lumayan mahal. Tapi lagi-lagi saya kurang berminat karena saya tidak yakin mengenai keamanan produk tsb untuk ASI.

Kenapa engga olahraga aja sih? Yaaa begini, sebagai ibu baru yang juga baru kembali bersekolah setelah cuti setahun dengan jadwal jaga dan tugas-tugas ilmiah yang dirapel, kalau ada waktu luang, bukankah lebih baik saya pakai untuk menemani Naya daripada olahraga?:p Mungkin ini cuma sekedar pembenaran sih ya, tapi saya pikir waktu itu saya lebih memilih bermain dengan Naya daripada olahraga.

Akhirnya karena kesibukan, saya berhenti memikirkan bagaimana cara menurunkan berat badan, saya tetap makan dengan porsi gila-gilaan karena ingin terus menyusui dan mulai pasang tampang cuek kemana-mana setiap ada komen yang tidak mengenakkan (baca: kurang ajar).

Setelah 6 bulan pasca melahirkan, banyak orang di sekitar saya yang bilang saya kurusan. Bahkan ada teman yang lama tak bertemu sejak hamil dan baru bertemu malah bilang “Kamu nih beneran habis melahirkan? Kok engga keliatan bekas hamilnya sih?”. Atau “Kamu kok hamil engga hamil sama aja sih badannya?”
Hidung kembang kempis deh langsung:p

Saya langsung pinjam timbangan anak di ruangan rumah sakit saya, dan huwowww benar lho, ternyata saya sudah kembali ke berat normal alias turun 25 kg.
Setengah tidak percaya, saya timbang lagi saat di rumah. Hasilnya sama! Yeeeeyyy..

Sekarang Naya sudah hampir 13 bulan, sudah lulus S2 ASI, saya masih menyusui terus sampai sekarang, masih makan dengan porsi godzila. Well, porsi anak godzila deh sekarang:p dan berat badan saya sudah turun 27 kg setelah melahirkan atau malah defisit 2 kg dibanding berat biasanya:D

Saya masih berniat olahraga untuk kebugaran, karena punya satu bayi seperti Naya yang bagaikan kelinci energizer-bedanya Naya engga bisa diswitch off dan punya cadangan genset-sungguh sangat memakan energi.

Kalau ada yang nanya saya apa rahasianya, simple: menyusui full, jangan terlalu dengerin apa kata orang, dan kalau bisa, coba jadi dokter jaga anak di rumah sakit:p Stressnya itu lhoooo:))) mungkin bisa membantu banget:p
Hahahaha engga kok engga, beneran, saya yakin turunnya karena menyusui terus.
Happy mind, happy body:)

1 comment:

Anonymous said...

halo Meta, sy asik baca tulisan2 kamu tentang breastfeeding :D

sy punya anak kedua umur 3 bulan, asi eksklusif dan sy juga lagi bingung gimana caranya nurunin berat badan tanpa ngurangin makan. karna sy gamau ganggu produksi asi.. tapi sedih juga kalo mau pergi2 trutama ke pesta kawinan, hadehhh susah cari baju yang muat dan berkancing depan hahahaha

coba ya liat ntar anak sy 6 bulan, mudah2an udah turun sendiri seperti mba meta hehehe. salam kenal :))

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...