Saturday, March 31, 2012

Welcome to the Motherhood -Judgemental- World!

Selama ini Meta pikir dunia kedokteran-pediatric to be exact:p-adalah dunia yang penuh dengan kestressan tingkat tinggi tiada tanding tiada banding*halah*:p

Tapi ternyata, setelah masuk ke dunia motherhood, oh well, sama aja deh stressnya.
Mungkin memang belum menandingi, tapi setidaknya hampir menyamailah.
Bukan sekedar stress karena adaptasi dengan tne new baby born that crying all the time, tapi juga dengan lingkungan sekitar. Trust me, motherhood is really a wild jungle inside:p

Entah kenapa, selalu ada ibu-ibu lain yang sangat intimidatif. And it started as early as our baby was born.

" Operasi atau normal lahirnya?"
Begitu jawabannya operasi, pasti akan dikomentari mulai dari " Oh enak sih ya operasi, ga ngerasain sakitnya kontraksi. Belum afdol jadi ibu tuh " atau " Kenapa operasi? Takut suami nanti protes ya?" dsb dsb disertai pandangan ah-ni-orang-pasti-pengen-gampangnya-aja-masih-mendingan-aku-deh.

Setelah itu, pertanyaan akan berlanjut menjadi:
"Asi atau sufor?"
When your answer is "ASI", mereka akan berkomentar "Wah emang udah keluar asinya? Emang cukup?" dan lagi-lagi disertai pandangan mari-kita-lihat-bisa-nyusuin-berapa-lama.
Sementara kalau sufor jawabannya, oh you're a dead meat. " Ih emang anaknya sapi ya kok dikasih susu sapi?" “Pasti takut bentuk payudara berubah ya jeng?” “Emang repot sih kalo ASI, harus punya motivasi kuat.” (baca: yah elu sih kayanya ga mungkin bisa sih emang) dan komentar intimidatif lain tentunya masih dengan pandangan meremehkan.

Seiring berjalannya waktu, pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan mulai berkembang, seperti:
"Baru demam 2 hari, batuk pilek 2 hari kok udah dikasih obat sih? Ga pro RUM (Rational Use of Medicine-Red) ya? Kasian dong anaknya masih bayi udah dikasih bahan kimia. Home treatment dong"

"Duh kasian ya, baru 3 bulan tapi udah batuk pilek. Soalnya ga ASI sih."

"Lho, kok anaknya dikasih makanan instan kaya S*N? Itu kan ga sehat"

"Eh, anak kita kan seumuran ya padahal. Anakmu kok belum tumbuh gigi sih? Anakku udah tumbuh gigi 24 biji lho” *inimetaajayanglebay*

"Anakmu belum bisa berdiri ya? Anakku udah ikut lomba lari marathon lho" *iyeeeinijugalebay*

"Anakmu nempel trs ya sama kamu. Bau tangan tuh, makanya jangan suka digendong2"

"Eh, anakmu masih pake pa*pers? Pake clodi dong, lebih sehat lhoo. Engga ramah lingkungan pake diaper sekali pake gitu."

"Anakmu kok masih belum bisa ngomong ya? Anakku yang seumuran udah cas cis cus."

"Masa kamu ga langganan tv cable? Anakku pinter banget bahasa inggrisnya gara-gara tiap hari nonton Barney"

Dan masih banyak contoh lainnya. Percayalah, motherhood is not easy.
Siapa coba yang engga stress? Engga sedikit lho pasien Meta yang dibawa ke poli karena “anaknya tetangga saya tuh udah bisa ini itu ini itu, kok anak saya belum ya?” dan hasilnya sebenernya masih normal.
Selalu adaaaa aja ibu-ibu lain yang memasang label “Supermom” (Baca: melahirkan dengan normal, water birth kalo bisa, ngasih ASI, no MPASI instan, Home treatment, pro RUM, pro clodi dan segambreng embel-embel lainnya yang emang kebetulan lagi ngetren:p)
Noooo, i dont say that they are wrong. Engga sama sekali. Bagus malah, walaupun kadang suka jadi kebablasan:p Yang bikin Meta ngerasa sedikit –well, kadang banyak juga sih:p-sebel, is their judgmentally attitude. Entah kenapa, ada aja yang ngerasa paling bener, paling oke, paling hebat, dan yang engga sejalan dengan mereka adalah yang paling salah, paling engga banget.
Engga percaya? Buat para mom-wannabe, coba nanti dibuktikan ya bener engganya:D
Buat Meta, engga ada yang 100% bener ataupun salah. Semua ibu pasti punya cara sendiri dalam membesarkan anaknya dengan alasan masing-masing. Tidak juga berarti mereka yang engga ngasih ASI atau melahirkan secara operasi, atau ngasih MPASI instan bukan merupakan ibu yang baik. Since now im a mother, im pretty sure that every mother in the world always wants the best for their children. Engga ada yang salah, engga ada yang bener juga. Memang, melahirkan normal adalah yang terbaik. Tapi kalau engga bisa, ya engga salah juga. Sama halnya dengan ASI, RUM (ah ya Meta pengen ngebahas RUM ini lebih detail, ntar aja deh ya, lain posting), disposable diapers etc etc.
Yang baru jadi ibu, welcome to the Motherhood (judgemental) World!:p

6 comments:

Cici Pratama said...

wohoho, memang sering begitu sih bu dokter. Apalagi kalo orang dari pedesaan, spt saya. Di tempat sy, nggak sedikit yang bs berfikir2 dlu sblm ngomong. Kalo udah masalah anak2nya, pasti sukanya membanggakan anaknya bs inilah itulah. Tp masalah anak org lain, sukanya ngeceeeeeeeeee aja. Sebel. Tp harus ttp sbr sm orang yang kek gt. (curhat ibu saya, hehehe)

fuzzydesi said...

Me like!!

Motherhood is already difficult enough without anyone else's judgement.. :-)

Jadi ibu di Indonesia kayaknya jauh lebih berat daripada jadi ibu di sini :-D

Keep the good work up, Meta!!!

Rina said...

embeeeerrr...paling males banget denger komen ibu2 usil..iiih biasanya sih pasang kuping panci aja hehe..

Meta Hanindita said...

@cici: pengennya sabar to kdg sebel jg:p

@desi: hooou,mentari udah umur brp skrg? Dsana pst terbebas dr ibu2 ky disini ya:p

@rina: setujuuu!

lovelyanci said...

Hai Ibu Dokter,

Saya silent reader dari blognya nih.
Memang itu yang dirasakan dari ibu-ibu. Sama temen sendiri juga gitu loh. Saya sendiri menghindari pertanyaan-pertanyaan diatas ke oranglain tapi yah gitu persis kejadiannya baru saja teman saya yang tanpa ditanya (dan dia tahu bahwa anak saya mix asi dan sufor) bilang bahwa anak gue asix loh *promosi.com*. Yah sebagai teman saya cuma bilang very good :)

Oooh motherhood..
Tapi aku mengagumi semua ibu-ibu yang (pastinya) memberikan yang terbaik buat anak-anak mereka.

Meta Hanindita said...

Lovelyanci: iyaa kynya emg udah kodratnya emak2 kali ya:p

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...