Saturday, May 26, 2018

Meet Up, Utrecht dan Keukenhoff

Selama saya menjalani fellowship di Amsterdam, ada 2 orang teman saya juga yang menjalani fellowship di Groningen, kota yang terletak sekitar 2.5 jam dari Amsterdam. Sejak sebelum berangkat, kami sudah selalu kontak untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Nah, karena mereka terjadwal pulang ke Indonesia lebih dulu, kami memutuskan untuk meet up. Iya dong, masa sama-sama di Belanda sekian lama, sekali pun tak pernah berjumpa:D

Kami janjian bertemu di pusat kota, tepatnya di tempat makan pancake yang cukup terkenal di Amsterdam. Ngomong-ngomong, saya sukaaa sekali dengan pancake khas Belanda ini. Sebenarnya mirip D'Crepes yang banyak dijumpai di pusat perbelanjaan di Indonesia, tapi adonannya dimasak lebih lembut dan "basah". Dipadu dengan Nutella kesukaan saya, hmmmm yumy!

Sebetulnya, kami janjian bertemu pukul 3 sore. Namun karena saya harus ke VUmc, rumah sakit tempat saya fellow juga untuk mengembalikan nametag dan white coat, saya berangkat sejak pagi. Dari VUmc, saya manfaatkan waktu berjalan-jalan mengelilingi pusat kota. Walaupun bukan weekend, Amsterdam ramaaai sekali. Rupanya di Belanda, minggu pertama Mei adalah waktu liburan panjang untuk anak sekolah, namanya May Vacantie, entah apa yang dirayakan:p



Sepanjang perjalanan, saya bolak/i menangkap percakapan orang dalam bahasa Indonesia. Ternyata banyak juga orang Indonesia yang berlibur saat itu. Sepertinya sih karena ingin mengunjungi Keukenhoff yang memang hanya dibuka pertengahan Maret hingga pertengahan Mei saja.

Hari itu hujan tak henti membasahi Amsterdam. Untungnya, hujan di sini tak sebesar hujan di Indonesia. Hanya rintik-rintik yang lebih ringan dari gerimis di Indonesia.

Mendekati waktu janjian, saya menunggu teman-teman di dekat tempat rendezvous. Saat sedang memperhatikan orang lalu lalang, saya mendengar ada orang yang berteriak-teriak di dekat saya. Sekitar 10 meter dari tempat saya berdiri, ada pemuda yang berteriak-teriak (entah apa) dari sebuah hostel di lantai 3. Saya yang spontan memperhatikan pemuda tersebut langsung shock melihat ia tetiba loncat begitu saja. MasyaAllah. Seumur-umur baru kali ini saya melihat orang bunuh diri dengan loncat dari ketinggian secara langsung. Seketika itu pula semua orang yang ada di sana panik dan langsung mem-block jalan tersebut. Tidak ada yang sibuk foto-foto, video atau malah mengerumuni korban. Ada yang spontan menelpon polisi yang (saya salut banget!) datang dalam waktu hanya 3 menit setelah kejadian, disusul ambulans berselang 2 menit.

Asli deh, ini jelas bukan kali pertama saya melihat darah dan daging manusia di mana-mana. Tapi, sekali lagi, ini pertama kalinya saya melihat kejadian tersebut secara langsung dengan kedua mata saya. Gemetaran!:)))

Untungnya, tak berapa lama, teman-teman saya datang juga. Ya Allah, saya sempat blocking beberapa saat karena masih shocked. Ada-ada saja yaa. Hingga pulang, saya tak tahu apa motifnya dan bagaimana kelanjutannya.

Anyway, kami bertiga makan pancake sambil berbagi cerita. Senang sekali rasanya bisa sharing dengan sesama dokter spesialis anak dari Indonesia. Kesimpulan kmai sih sama, bahwa Indonesia masih sangat jauuuuh tertinggal dari Belanda. Tapi, justru itulah yang membuat kami menjadi bersemangat memajukannya. Semoga yaa, niat baik insyaAllah dilancarkan:)

Puas bercerita, kami berpamitan dan saya kembali ke apartemen. Hujan masih saja terus turun, dan cuacanya buat saya jadi terlalu dingin.

Tanggal 1 Mei adalah hari buruh di Belanda, sehingga beberapa instansi dan sekolah pun diliburkan. Saya dan suami memanfaatkan hari libur ini dengan pergi ke Utrecht, yang hanya berjarak 15 menit dari apartemen kami dengan kereta.

Utrecht adalah nama kota di Belanda yang terkenal dengan asal Nijntje. Pernah lihat karakter kelinci lucu yang lebih dikenal orang banyak dengan nama Miffy? Nah, penciptanya, Dick Bruna, berasal dari Utrecht, dan nama aslinya adalah Nijntje (baca: Naince).Saya suka sekali dengan Nijntje ini (well, sebenarnya tak spesifik Nijntjenya sih, asal kelinci saya sukaaa!) sehingga memasukkan museum Nijntje di Utrecht adalah wajib hukumnya:D
Nijntje kesayangan<3

Puas berkeliling di Utrecht, kami kembali ke Amsterdam untuk berbelanja mingguan. Oh ya, selama di Belanda, saya -kepepet:p- jadi bisa masak lho hahaha! Untungnya, bumbu instan masakan Indonesia banyak banget dijual di Belanda. Tinggal pilih mau merk apa, Finna, Iboe, Kokita, semua ada. Jadi yaaa, "bisa" masaknya saya sebetulnya karena tertolong bumbu-bumbu instan tadi:p

Keesokan harinya, saya sangat excited karena sudah berencana mengunjungi Keukenhoff. Saya si ratu survei sudah googling sana-sini untuk menemukan hari dan waktu terbaik mengunjungi taman bunga terbesar di Belanda ini. Kalau terlalu dini, bunga-bunganya belum bermekaran maksimal. Tapi kalau terlalu lambat, bunga-bunganya sudah mulai berguguran. Serba salah kan:p

Alhamdulillah survei saya berguna sekali, karena saat kami tiba di Keukenhoff, semua bunga sedang mekar maksimal! Masya Allah, baguuuus minta ampun. Jalan mengelilingi taman sebesar itu, di tengah cuaca yang lumayan hangat, jadi sama sekali tak terasa.


Tapi entah karena saya memang wanita ajaib karena tak terlalu suka bebungaan atau bagaimana, tapi sejujurnya sih, menurut saya Keukenhoff ini biasa saja. Tak seperti kata mama saya yang tergila-gila betul dengan taman bunga ini. Yaaa, kalau memang kebetulan sedang di Belanda saat Keukenhoff buka, tak ada salahnya mampir. Tapi kalau sengaja mendatangi Keukenhoff jauh-jauh dari Indonesia, hmmmm kalau saya sih no ya, cumaa yaaa gimana mas Anang aja deh:p

Apa lagi yang saya lakukan di weekend minggu ini? Tunggu ceritanya yaa:D

1 comment:

Helga said...

Thank you the article is very useful and good

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...