Weekend terakhir di Belanda, saya habiskan dengan memenuhi undangan
lunch dari kolega. Kolega saya ini sebetulnya sudah pensiun, tapi kami
sempat berjumpa saat beliau mengunjungi Indonesia beberapa tahun lalu.
Rencananya, beliau akan menjemput kami di apartemen, membawa kami ke
Rotterdam, dan mengajak kami berkeliling hingga sore di sana.
Selama
di Belanda, saya sudah mengunjungi Rotterdam 4x, sehingga awalnya saya
ogah-ogahan berangkat kembali ke sana. Walaupun memang indah, tapi
karena kecil, apalagi sih yang bisa dilihat?
Jawabannya
ternyata..banyak! Selama 3x sebelumnya, setiap mengunjungi Rotterdam,
cuaca selalu sedang tak bersahabat. Entah hujan berkepanjangan, entah
mendung seharian atau dingin minta ampun. Hari itu, cuaca cerah,
matahari bersinar sepanjang hari dengan suhu sekitar 25 derajat Celcius.
Ideal banget kan ya?
Kami
dijemput pukul 10 pagi di apartemen, lalu berangkat ke Rotterdam
melewati jalanan yang indah. Biasanya, kami berangkat ke sana dengan
kereta sehingga tentulah pemandangannya jauh berbeda. Di kiri kanan,
bolak/i saya melihat sawah yang luas dengan kumpulan sapi bahkan kuda.
Bagus deh!
Sampai di Rotterdam, kami
langsung naik Spido, kapal yang akan membawa kami berkeliling Rotterdam.
Karena cuaca cerah, banyak sekali orang yang memilih tur dengan Spido
ini. Pemandangan lebih jelas, dan saya bisa menikmati keterangan dari
audio guide yang diberikan.
Setelah berkeliling, kami
makan siang di Hotel New York. Hotel ini merupakan bangunan tua
satu-satunya yang masih tersisa dari jaman dahulu. Jadi, saat perang
dunia, Rotterdam dibom dan dibumihanguskan, kemudian dibangun kembali
dari awal. Bangunan di Rotterdam baru dan lebih modern, kecuali Hotel
New York yang memang tidak terkena bom. Makanannya enak (saya memesan
burger ikan), tempatnya juga bagus dengan pemandangan laut dan
kapal-kapal.
Hari-hari selanjutnya di Belanda saya
habiskan dengan packing. Pekerjaan yang paling membuat saya malas
sebenarnya. Tapi karena artinya saya akan segera pulang dan bertemu
Naya, yaaaay jadi semangat deh!
Sebelum ke Indonesia,
saya harus mengunjungi Geneva, Switzerland terlebih dahulu untuk
mengikuti ESPGHAN (European Society of Pediatric Gastroenterology,
Hepatology and Nutrition) Annual Meeting. Awalnya sih saya tak berencana
datang ke acara ini karena malas pergi ke Switzerland, negara yang
menurut saya termahal sedunia. Rupanya Allah berkata lain. Karena saya
memenangkan penghargaan, saya wajib datang untuk mempresentasikan hasil
penelitian. Ya sudahlah yaa. Untungnya, suami saya ikut. Jadi tak
bete-bete amatlah:p
Kami berangkat dari Amsterdam
menuju Schipol Airport pagi hari. Dari apartemen menuju airport hanya
membutuhkan waktu sekitar 12 menit menggunakan kereta. Bawaan kami
banyak sekali karena memang setelahnya saya langsung pulang ke
Indonesia. Penerbangan Amsterdam-Geneva dapat ditempuh dalam 1 jam 20
menit. Tak terasa tahu-tahu kok sudah sampai lagi:D
Begitu
sampai di Geneva, kami langsung mencari SIM card dan menuju ke bus stop
untuk menuju apartemen kami. Ada yang lucu terkait apartemen ini. Jadi,
saya baru confirmed untuk mengikuti acara ini sekitar 2 bulan yang lalu
karena saat itu baru mengetahui kalau saya memenangkan award dan wajib
mengikuti acara ini. Saat itu, semua hotel yang tersedia (dan affordable
ya tentunya, karena di Geneva harganya minta ampun mahal bukan main!)
sudah full-booked. Pilihan kami, menambah budget untuk tinggal di hotel
bintang 5 yang berjarak 40 menit dari venue kongres (dengan harga yang
fantastik juga), atau mencari airbnb.
Pilihan saya
jatuh ke yang ke dua. Tilik punya tilik, ada airbnb yang hanya terletak 5
menit dari venue kongres, tempatnya luas, dengan dapur (kalau ada suami
ini hal wajib), dan dekat dari akses public transportation. Harganya
pun masih sangat terjangkau. Segera saya book, dan selesaikan
pembayarannya.
Saat pembayaran confirmed dan saya
mendapatkan alamat lengkap airbnb tersebut, saya terkejut bukan main
karena alamatnya di.. France alias Perancis. Lah, orang acaranya di
Switzerland, masa menginapnya di Perancis. Setelah browsing, ternyata
memang penginapan saya berdekatan sekali (jarak sekitar 20 meter saja)
dari garis perbatasan Switzerland dan France. Tanpa pikir panjang
(karena sudah exhausted rasanya), saya setuju saja dan tidak melakukan
survei berkelanjutan.
Masalah mulai muncul saat saya
mencoba memesan uber dari airport menuju airbnb. Di aplikasi, saya bisa
melihat banyak unit mobil yang berkeliaran di sekitar, tapi setiap saya
order, keterangan "Service is currently not available.". Gmz deh
pokoknya. Rupanya, ada ketentuan yang melarang Uber dari Switzerland
beroperasi di France, dan begitu pula sebaliknya. Hedeeeh ribet.
Untungnya,
masih ada opsi lain yang bisa ditempuh, yaitu dengan menggunakan
trasnportasi publik. Sayangnya, menurut saya, dibandingkan di Belanda,
sistem transportasi publik di Geneva masih jauh di bawahnya. Selama
menggunakan transportasi publik di Geneva, tidak pernah sekalipun bis
datang tepat waktu. Selain itu, di Belanda ada OVcard atau kartu
transportasi yang sangat praktis. Tinggal isi ulang, dan bisa digunakan
sampai isinya habis. Di Geneva, guess what, kita harus membeli tiket
setiap kali akan naik bis. Iya alhamdulillah kalau di bus stop yang kita
datangi pas kebetulan ada mesin tiketnya, kalau tidak ada, ya harus
mengantri di dalam bis untuk membeli tiket.
Sampai di
apartemen, kebetean saya dan suami cukup berkurang demi melihat
apartemen yang sesuai dengan foto-foto di website. Luas, bersih, desain
modern, dan lengkap. Sempat beberes beberapa saat, setelahnya kami
langsung berangkat melihat-lihat kota Geneva.
Saat
itu cuaca cerah namun tidak terlalu panas, pas deh untuk
berjalan-jalan. Perjalanan kami mengelilingi Geneva diakhiri dengan
makan malam di kedai Turki yang menjual kebab. Besok adalah hari pertama
saya mengikuti kongres. Tunggu ceritanya ya!
3 comments:
Masalah di GVA itu maceeeeeett. apalagi kalo jam masuk dan pulang kantor di perbatasan Swiss-Perancis. Jadi kalau bus suka telat, sedangkan kalau tram itu sampai ke detik2nya ontime. Di GVA kalau kita menginap di hotel itu gratis tiket transportasi umum. Hotel akan memberikan kartu yang bisa kita pakai untuk semua moda transportasi umum selama masa tinggal di hotel. Mungkin karena air bnb bukan hotel jadi tidak bisa memberikan fasilitas itu dan jadinya harus bayar tiket transport yang mahal. Kalau di GVA harus banget mengunjungi chocolatier2 award winning.
Huuu pengen banget bisa ke Roterdam. Thanks mba ulasannya. Bisa jadi baham ane preparation Tahun depan. Semoga terwujud !!
-Salam-
Thank you the article is very useful and good
Post a Comment