Friday, November 17, 2017

Pentingkah Vitamin untuk Anak?

Seandainya saja saya mendapat 1000 rupiah setiap kali ada yang meminta vitamin penambah nafsu makan untuk anaknya, pasti deh sekarang saya sudah kaya raya. Mungkin bisa ikut Princess Syahrini ke Iceland pakai boot dan longcoat bebuluan #eh.

Hehe, saya cuma mau menunjukkan betapa sering (dan banyak)-nya orangtua yang menanyakan vitamin penambah nafsu makan untuk anak. Terkadang disertai dengan tambahan "Yang paling bagus, yang paling mahal ya dok! Apapun saya lakukan asal anak saya pintar makan dan cerdas!".

Sayangnya, saya bukan pedagang vitamin sehingga setiap permintaan demikian tidak dapat serta merta saya resepkan:p Eh, bukan itu sih alasannya, becandaaa:))) Terus kenapa? Karena pemberian vitamin sesungguhnya tidak serta merta dapat langsung menyelesaikan masalah anak yang mengalami gangguan makan.

Sebagai contoh nih, saya punya pasien yang sukanya melepeh makanan. Sebut saja namanya Duri ya! (Bosan kalau Mawar atau Melati hyahaha).  Orangtuanya mengeluhkan kalau Duri ini seolah tidak memiliki rasa lapar. Dalam 24 jam, ia tahan hanya makan roti tawar 5 gigit dan susu UHT sekotak, titik. (Duh, seandainya saya bisa seperti itu, pasti sudah langsing deh. Sayang, walaupun kadang tak merasa lapar, saya suka lapar mata melihat makanan enak. Yah gimana mau langsing:'( #kokjadicurcol).

Status gizinya jangan ditanya ya, sudah stunting walaupun masih gizi baik. Kata ibunya, Duri sudah mencoba 4 jenis vitamin penambah nafsu makan dari merk A buatan lokal, merk B yang katanya herbal alamiah, sampai merk C dan D yang buatan impor. Tapi, tetap tak ada perbaikan. Karena sudah stress dan hampir desperate, datanglah orangtuanya dengan harapan agar saya dapat meresepkan vitamin terbaik. Yang penting cespleng!

Sebetulnya, saya sih bisa-bisa saja langsung meresepkan vitamin. Malah lebih gampang kan ya, tak perlu periksa ini itu, tak memakan waktu lama pula. Tapi, ingat deh tulisan saya sebelumnya. Gangguan makan pada anak pasti ada masalah yang mendasarinya. Masalah inilah yang harus dicari apa, penyebabnya apa, dan bagaimana mengatasinya.

Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan, saya mencurigai Duri menderita hipotiroid. Kadar hormon tiroid yang kurang menyebabkan kekuatan ototnya lemah (termasuk otot-otot oromotorik yang berguna untuk makan), sehingga ia jadi kesulitan mengunyah, menggigit, bahkan menelan makanan. Coba bayangkan deh, seandainya kita lapar, ingin sekali makan, tapi kurang bisa mengunyah, menggigit dan menelan. Yang ada pasti jadi malas makan bukan?

Apalagi di hipotiroid, ada kondisi yang menyebabkan metabolisme melambat, waktu pengosongan lambung melambat. Kalau normalnya waktu pengosongan lambung setiap 3-4 jam sekali , di anak hipotiroid pastinya lebih. Makanya, anak dengan hipotiroid akan merasa kenyang-kenyang saja walaupun belum makan seharian.

Karena kecurigaan tsb, saya meminta pemeriksaan hipotiroid yang ternyata menunjukkan hasil positif. Setelah mendapat terapi hormon selama sebulan, lama-lama Duri mulai bisa makan dan otomatis, berat badannya pun naik pelan-pelan. Tanpa vitamin lho ya!:p Happy deh saya:D

Kira-kira nih, seandainya Duri saya beri vitamin yang harganya sejuta sekalipun, bisa engga ujug-ujug kadar hormon tiroidnya naik menjadi normal?:p

Contoh lain lagi, ada seorang bayi (sebut saja namanya Dahan) berusia 5 bulan yang berat badannya naik sereeeet sekali. Dengan berat badan lahir 3 kg, berat Dahan saat itu hanya 5 kg. Jauh di bawah yang seharusnya. Menurut orangtuanya, sejak dulu Dahan kesulitan menghabiskan susu di dalam dot. Saat seharusnya ia sudah bisa 60 cc sekali minum contohnya, Dahan baru bisa 30 cc. Ibu Dahan sudah memberikannya vitamin selama sebulan tapi belum menunjukkan hasil.

Setelah saya amati waktu Dahan menyusu, rupanya ia sering sekali melepas dot. Menyusu sekitar 3-5 menit, lalu dilepaslah dotnya. Berhenti 5 menit, mulai lagi menyusui sekitar 3-5 menit, lepas dot dan begitu terus diulang hingga 15 menitan.

Karena inilah saya mencurigai Dahan dengan kelainan jantung yang ternyata memang terkonfirmasi dengan beberapa pemeriksaan. Ada lubang dengan ukuran kecil-sedang di jantung Dahan yang menyebabkan mengapa ia tampak ogah-ogahan menyusu.

Kira-kira, jika lubang jantungnya ini tak diobati terlebih dahulu, dengan pemberian vitamin segentong sekalipun, apakah gangguan makan minum Dahan akan membaik?

Inti dari tulisan ini sebenarnya, saya ingin sekali mengajak orangtua aware, bahwa vitamin BUKANlah suatu jalan pintas. Bukan "obat" ajaib yang bisa menyelesaikan segala masalah makan. Gangguan makan dan nutrisi (dalam bentuk apapun, tidak mau makan, stunting, berat badan tak naik-naik, dll) harus dicari tahu penyebabnya dan diatasi terlebih dahulu. There is no shortcut to success (in feeding:p).

Eh jadi sebetulnya, penting engga sih pemberian vitamin untuk anak? Jawabannya sangat tergantung pada masing-masing anak, dan vitamin apa yang akan diberikan. Pada dasarnya, pemberian vitamin dan mineral adalah sebuah suplementasi. Artinya, vitamin dan mineral HANYA diberikan pada anak yang kebutuhan mikronutriennya tidak terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari.  Di Indonesia sendiri, pemberian vitamin yang sudah dirutinkan untuk anak contohnya adalah vitamin A (di Puskesmas setahun 2x).

Sebaiknya sebelum memberikan vitamin, konsultasikan dulu kepada dokter yaa.

Semoga berguna:)


No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...