Wednesday, June 11, 2014

No 1 atau 2?

Sudah hampir 2 minggu terakhir ini saya malas-malasan membuka social media. Twitter, Facebook atau Path sama saja. Paling yang rutin saya buka adalah Instagram untuk melihat foto-foto barang lucu. Semoga engga bikin kalap belanja online:p Bukan apa-apa, saya capek banget membaca komentar mengenai capres-cawapres kita yang pasti dilanjutkan dengan pertengkaran di antara para pendukungnya.

Saya bukannya engga peduli dengan politik bangsa ini. Saya tidak pernah golput lho sejak pertama kali punya hak suara. Setiap mau memilih pun, saya pasti sudah melakukan research terlebih dahulu mengenai calon orang-orang yang akan saya pilih. Yah namanya juga si ratu survei:p

Tidak terkecuali pun dengan sekarang. Saya rajin benar searching soal capres-cawapres kita. Masalahnya, semakin banyak saya mencari tahu, semakin bingung pula saya:))

Saya tidak tahu harus mempercayai sumber berita yang mana. Konon, portal berita ini milik koalisi capres yang itu, portal berita yang itu milik koalisi capres yang ini. Sulit sekali menemukan media yang benar-benar netral dalam memberitakan rekam jejak para capres-cawapres.

Kemarin, saya menyaksikan acara debat sesi pertama antar capres-cawapres. Saya berharap setelah menonton acara tersebut, setidaknya saya mendapat sedikit pencerahan. Sedikit saja cukup kok.
Hasilnya? Saya malah tambah bingung:))

Capres yang satu, saya suka karena public speakingnya benar-benar baik. Tertata rapi, dan terencana dengan baik. Menurut saya, sebagai orang nomor 1 di Indonesia, sangatlah penting untuk memiliki kemampuan public speaking. Hanya saja, saat beliau ditanya pertanyaan yang agak pribadi, terlihat jelas beliau menahan emosi. Saya jadi takut juga nih. Ditanya sesuatu yang saya yakin pasti sudah sejuta kali ditanyakan ke beliau saja masih emosi.

Capres lainnya, terlihat grogi dan kurang bisa mengungkapkan jawabannya tanpa mengulang-ulang kalimat. Pengalaman memang engga bisa bohong ya. 

Cawapres yang satu menjawab dengan sangat berbobot, namun saya sudah sangat ilfeel mengingat kasus anaknya. Cawapres yang satunya lagi pun tampak memukau, hanya saya jadi kehilangan respek setelah beliau mengungkit-ungkit, menyindir hal pribadi yang -lagi-lagi menurut saya- rasanya kurang etis dilakukan seorang negarawan, yang bisa jadi akan menjadi orang nomor 1 di negeri ini.
Memang tidak ada orang yang sempurna ya:D

Jadi kesimpulannya? Hahaha saya masih bingung, entah akan memilih yang mana. Yang jelas, siapapun kelak presidennya, sebagai warga negara Indonesia yang baik, saya -dan kita semua- sudah seharusnya menerima dan menghormati. Untuk apa sih mencela, mengumpat salah satu dari mereka? Seandainya yang dicela terpilih nih, lalu bagaimana? Mau pindah kewarganegaraan?:D

InshaAllah saya akan istikharah untuk meyakinkan pilihan saya:D
Nomor 1 atau 2 sama saja, karena nomor 3, Persatuan Indonesia, adalah yang terpenting:)

2 comments:

Nunu el Fasa said...

Ngitung kancing pas milih met #eaa

rina susanti said...

heuheu...samaaaa saya juga bingung, satu apa dua, sayang no 3 gak bisa di coblos hehehe

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...