Thursday, May 16, 2013

Protes Untuk KAI

Seperti yang saya ceritakan di postingan sebelumnya, saya sempat mempunyai pengalaman yang engga mengenakkan dengan Kereta Api Indonesia. Awalnya, saya yang sudah lama engga naik kereta api dan mengurus sendiri (Terakhir saya naik kereta saat ada pertemuan ilmiah ke Bandung Oktober lalu. Tapi waktu itu diurus kolektif, jadi saya tahu beres:p) senang sekali mengetahui kalau tiket kereta api semakin mudah didapat. Bisa lewat online, bisa juga lewat Indomaret.

Beberapa waktu lalu, saya mendapat tugas di Balung,Jember. Karena mobil saya engga cukup memuat empat orang sekaligus bawaannya yang semacam pindah rumah, saya memutuskan untuk naik kereta api. Tiket Surabaya-Rambipuji saya beli online di Tiket.com. Caranya mudah sekali, walaupun tetap engga praktis karena harus tetap ditukar dengan tiket fisik minimal sejam sebelum keberangkatan. Padahal saya memilih membeli online supaya bisa mepet datangnya ke stasiun dan engga menunggu terlampau lama di stasiun. Tapi yaa okelah, masih bisa ditolerir.

Saat berangkat, saya merasa agak terganggu karena petugas yang bolak/i menjajakan segala macam mulai oleh-oleh, selimut, makanan, minuman, dan entah apalagi. Mending kalau waktu keberangkatan saya pada pagi atau siang hari. Ini tengah malam cyiiiiin. Ya menurut ngana keganggu engga? Tapi lagi-lagi itu pun masih bisa saya tolerir. Setidaknya menurut saya (waktu itu) kualitas pelayanan KAI membaik dibanding sebelumnya. Jaman masih kuliah dulu saya langganan naik kereta api Surabaya-Bandung. Bukan hanya telatan, kotor dan bau, ACnya pun kadang wassalam-_-"
Makanya, kalau 'sekedar' terganggu dengan petugas yang wara wiri, masih okelah.

Waktu akan pulang, saya sudah membeli tiket jauh hari sebelumnya. Tidak lewat Tiket.com lagi karena koneksi internet yang edan eling, tapi lewat Indomaret. Kebetulan di depan rumah sakit tempat saya dinas ada Indomaret. Cara pembeliannya pun mudah. Cukup memberikan KTP dan nama penumpang, kami diberikan struk tanda pembayaran dan booking. Struk tadi yang nantinya harus ditukar dengan tiket fisik di stasiun kereta api.

Saya membayar 4 tiket atas nama saya, Naya, ART dan babysitter. LUNAS. Saya pun mendapat struk tanda sudah membooking 4 kursi. Saya pikir (waktu itu) hebat juga nih KAI bisa terpikir untuk bekerja sama dengan Indomaret. Bisa dibilang kemajuan:)

Eh tapi pada hari-H, saya menyesal pernah berpikiran seperti itu. Di stasiun Rambipuji, struk bukti pembayaran tadi ditukar dengan 4 buah tiket fisik. Begitu sampai peron, petugas yang bersangkutan menegur saya karena ternyata dari 4 buah tiket tadi, 2 diantaranya atas nama saya. Sedangkan nama ART tidak ada. Menurut pak petugas peron, tiket tsb hangus dan saya harus membeli baru lagi.

Jelas saya engga terima. Coba deh dilihat dari sisi pembeli (baca:saya). Saya membeli dan membooking tiket jauh hari sebelumnya di counter Indomaret yang memang resmi bekerjasama dengan KAI. Saya sudah memesan 4 tiket, menulis nama serta menyerahkan KTP. Saya juga sudah membayar lunas keempat tiket tadi. Saat hari keberangkatan, saya datang sejam lebih awal untuk menukar struk (hanya bertuliskan 4 tiket tanpa nama) dengan tiket fisik. Lalu tiba-tiba saja saya diberitahu bahwa ada kesalahan cetak pada tiket yang saya beli dan saya diharuskan beli lagi.

Coba, salah saya dimana ya?

Sebenarnya saya ingin sekali protes langsung ke kepala stasiun ybs. Tapi sayang waktunya mepet dengan keberangkatan kami. Saya akhirnya harus berpuas hati protes kepada petugas peron dan stasiun yang bertugas. Sayangnya, bukan simpati yang saya dapat, malah omelan. Seakan-akan yang salah adalah saya. Setelah saya ikut ngomel, barulah mereka melemparkan kesalahan ke pihak Indomaret. Hiiiiihhh! Gemas deh saya. Sudahlah, karena malas ribut akhirnya saya relakan membeli tiket baru untuk mengganti tiket yang katanya hangus itu.
 
Saking mangkelnya, di kereta api saya langsung menulis email untuk menyampaikan keluhan saya ke pihak KAI. Saya juga memention akun twitter resmi KAI ke @KAI21. Hasilnya? Ahhh boro-borooooo, dimention balik saja engga. Apalagi dibalas emailnya.

Intinya sih begini, kalau memang kesalahan terjadi di pihak Indomaret (yes, human error bisa saja kan terjadi) seharusnya pihak KAI punya kebijakan mengenai hal-hal seperti ini. Masa iya semua kesalahan ditimpakan pada konsumen? Saya tetap engga merasa berbuat kesalahan apapun sampai sekarang, kecuali kalau niat baik naik kereta api bisa dipertimbangkan sebagai kesalahan ya.

Saya jadi berpikir nih. Apakah karena KAI engga ada saingannya ya sehingga berpikiran bisa seenaknya ke konsumen? Semoga engga.

 Apa ada yang pernah punya pengalaman engga enak dengan KAI? Share dong!

4 comments:

Elfira Maya Adiba said...

kalau saya sih lebih kurang nyaman sama pelayanan pembelian tiket di stasiun gubeng. Sudah tau konsumen kereta itu banyak dan baik di loket pemesanan maupun loket pembelian tiket langsung selalu antri panjang. mbok ya ditambah personelnya. atau disedian khusus loket untuk pembatalan tiket atau kesalahan penulisan ID. Lha di stasiun gubeng lama ini loketnya yang buka cuma 3, itu untuk semua pelayanan. belum lagi semenjak dipisahnya penumpang kereta ekonomi dan bisnis+eksekutif, jalan raya depan stasiun gubeng lama semakin macet parah karena banyak bemo dan becak yang ngetem disitu. sebenernya PT KAI sudah ngitung belum ya kelayakan bisnis sebelum nerapin peraturan baru? *ikutan emosi.hehe
maaf ya mbak meta, saya jadi meletup-letup juga, soalnya saya agak geram sama sistem stasiun gubeng yang sekarang^^

maya said...

kalo saya pernah naik kereta yang eksekutif utk balik ke jember. kan dapet fasilitas bantal+selimut. kebetulan bantal dari petugas kereta untuk saya habis pada waktu pembagian..akhirnya sy ttp dikasih bantal, tapi SURUH BAYAR..yeee mana mau saya..langsung kembaliin tuh bantal sambil ngomel panjang lebar :D

Anonymous said...

Pengalaman yg sama persis dengan pengalaman saya. Kecewa berattt. Jadi sekarang kalau pesan tiket kereta online saya selalu ngeprint halaman pemesanannya dulu sebelum bayar di indomaret, buat jaga2. Kalau kejadiannya terulang lagi saya jadi punya bukti.

Anonymous said...

Waahh...org indomaretnya ga bener itu input nya..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...