Tadi pagi, selagi membuka-buka majalah langganan, mata saya
tertarik dengan halaman advertorial Mothercare yang eye-catching.
Bukan hanya karena model bayinya yang uber
cute atau nama besar Mothercare sebagai
retailer global produk ibu-bayi-anak nomor satu di dunia, tapi karena produk car seat yang ditampilkan. Warnanya
lucu-lucu deh!
Saya langsung teringat sewaktu masih hamil, saya rajin
bertanya kesana kemari untuk menyusun list perlengkapan bayi yang harus
dibeli, Apa saja sih yang harus dibeli? Apa saja yang engga bakal terpakai? Apa
saja yang terpakainya hanya sebentar? Apa yang terpakainya lama?
Maklum, namanya masih euphoria
menyambut hadirnya anggota keluarga baru di rumah, rasanya semua ingin dibeli.
Apalagi, barang-barang bayi yang ada di pasaran lucu-lucu. Gemas! Kalau
menuruti hawa napsu sih bisa-bisa gulung tikar:p
Saya ingat betul, dari semua orang yang saya tanya, tidak
ada yang menyebutkan car seat sebagai
perlengkapan yang penting untuk dibeli. Malah seorang teman jelas-jelas menekankan
“Udah, engga usah beli car seat.
Yakin deh, engga bakalan kepake! Udah mahal-mahal, belum tentu kelak anakmu mau
ditaruh di car seat.”
Karena percaya pada ibu-ibu lain yang sudah punya anak
duluan dan tentunya lebih berpengalaman, saya nurut saja deh. Car seat was never existed in my
to-buy-list. Dan karena emang engga berniat beli, jadilah saya engga pernah
survei mengenai car seat ini.
Sejak lahir, setiap bepergian Naya selalu saya pangku atau
kalau saya yang menyetir mobil, nanny-nya
yang memangku. Hal ini terus berjalan sampai suatu ketika, saat dinas jaga saya
kedatangan seorang bayi berusia 6 bulan yang mengalami cedera otak.
Gara-garanya sangat sepele. Ayahnya mengerem mendadak saat mengendarai mobil
untuk menghindar dari kucing, mengakibatkan kepala bayi ini yang sedang
dipangku sang ibu di kursi depan terantuk dashboard
mobil:’(
Duh saya langsung lho teringat Naya. Selama ini saya selalu
beralasan, “Ah insyaAllah engga bakal kenapa-kenapa. Kan saya sendiri yang
pangku sehingga pasti lebih aman. Siapapun yang menyetir akan selalu saya
ingatkan untuk berhati-hati dan engga ngebut” Saya juga sering beralasan “Engga
pergi jauh kok, cuma ke supermarket dekat rumah”. Padahal tahu engga sih,
ternyata 75% kecelakaan terjadi dalam radius kurang dari 40 km dan 50% terjadi pada kecepatan kurang dari 60 km/jam.
Kejadian diatas mengingatkan saya bahwa yang namanya kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Rasanya sangat egois jika kita, sebagai orangtua tidak mementingkan keselamatan anak di atas segalanya.
Kejadian diatas mengingatkan saya bahwa yang namanya kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Rasanya sangat egois jika kita, sebagai orangtua tidak mementingkan keselamatan anak di atas segalanya.
Akibat kejadian tadi, begitu sampai di rumah saya langsung browsing untuk survei car seat. Ada beberapa jenis car seat yang dijual di pasaran. Untuk
bayi atau infant car seat, dapat
digunakan untuk bayi dengan berat maksimal 10 kg. Car seat ini diposisikan
menghadap ke belakang, demi keamanan posisi bayi jika mobil tiba-tiba mengerem
mendadak.
Untuk anak diatas satu tahun atau yang beratnya sudah diatas
10 kg namun belum sampai 20 kg, ada lagi convertible
car seat yang bisa dibolak/balik menghadap ke depan atau ke belakang.
Sedangkan untuk anak yang lebih besar, dapat menggunakan car seat jenis booster.
Kenapa engga pake seatbelt biasa saja
sih? Karena anak-anak belum cukup tinggi, dikhawatirkan tali seatbelt jatuh di dada anak dan justru
membahayakan.
Btw, saat browsing
masalah car seat ini, saya malah
mendapat fakta yang cukup mengagetkan saya, bahwa ada beberapa negara di dunia
seperti negara-negara Eropa, Kanada, Australia sampai Amerika Serikat mempunyai
peraturan bahwa bayi yang baru lahir di rumah sakit tidak boleh pulang dari
rumah sakit jika orangtua belum memiliki car
seat.
Saya semakin yakin untuk menggunakan car seat untuk Naya. Sayangnya, memang betul, harga car seat cukup mahal untuk sebuah
perlengkapan bayi yang tidak setiap hari dipakai. Tapi karena saya benar-benar sudah
berniat memasang car seat di mobil,
akhirnya saya memutuskan untuk menyewa. Saya pikir, infant car seat hanya bisa dipakai sebentar sehingga tidak ada
salahnya untuk menyewa.
Awalnya memang khawatir kalau-kalau Naya rewel dan tidak mau
memakai car seat. Tapi beneran deh,
kalau memang dibiasakan sejak awal, pasti bisa kok.
Naya enjoy banget di car seat-nya!:) |
Saya sudah 2x menyewa car
seat untuk Naya. Infant dan yang convertible. Nah cita-cita saya, untuk
yang booster, karena bisa dipakai
lama sampai Naya cukup tinggi untuk memakai seatbelt,
inginnya sih beli sendiri dan bukannya menyewa. Makanya saya rajin banget
menabung akhir-akhir ini .walaupun tetap juga sih sering banget terpakai
buat keperluan belanja lainnya:p
Nah, dari advertorial tadi, saya baru dapat info kalau Mothercare juga lagi seru-serunya campaign the importance of car seat. And guess what, selama bulan November
ada special price buat car seat, dengan harga mulai dari Rp.
999.000,00 saja! Huaaaa..langsung panik deh saya! *itung-itung tabungan*.
Kalau mendengar nama Mothercare,
bawaannya pengen langsung kesana dan ambil barang. Engga perlu repot-repot
survei lagi karena yang dijual Mothercare
memang sudah pasti jaminan mutu, pasti amannya dan pasti awetnya.
Saya siaaaaap meluncur ke Mothercare terdekat! Doakan engga kalap ya!:))
1 comment:
Here in Switzerland, car seat is a must, sampai anak berusia 12 tahun (lamaaaaaa)..hehe..But what makes it good pake car seat yah, kalo pergi2, anterin dan antar jemput anak2 pan cuman bertiga..Duduk manis deh mereka selama maknya nyetir.. Kadang yah, ampe tidur2..Awal2 pas bayi sih, they cried..Tapi kalo dah dibiasain, eventually mereka jg terbiasa juga kok..Enaknya juga, ngerasa aman aja..Ga bingung dan panik, anak2 maen2 d mbl (pas plg kmrn, ga pake car seat di Indo..duuuh, ribetnya d mobil)
Post a Comment