Wednesday, July 18, 2012

#10 Tahun di Radio - Part 2

Kalau ditanya apa sukadukanya jadi penyiar radio, jawabannya banyaaaak!
Dengan jadi penyiar radio, wawasan jadi bertambah. Engga cuma sekedar soal musik aja, tapi macem-macem. Gaya hidup, olahraga bahkan fashion. How? Selama siaran, banyak info yang disampaikan dan bidangnya bermacam-macam. Engga jarang juga ada wawancara ahli dari berbagai bidang, selain itu, Meta berulangkali kebagian tugas mewawancarai selebriti lokal maupun luar macam Christian Batitusta, juga anak-anak SMA yang merupakan segmen pasar radio. Jadi ngeh deh bahasa gaul atau issue gaul anak SMA;)

Meta juga belajar tentang bagaimana komunikasi yang baik. Engga gampang lho siaran itu, gimana caranya menyampaikan suatu pesan ke pendengar hanya dengan suara tanpa visual, tidak monoton dan bisa terdengar menarik. How to work as a team pun Meta pelajari di radio.
Selain dengan partner (kalau siaran berdua), scriptwriter, pendengar, juga dengan OB sekalipun.
Menjadi penyiar radio membuka kesempatan Meta berkenalan dengan orang dari berbagai kalangan. Yang membuka kesempatan jadi presenter TV pun awalnya adalah dari penyiar radio. Demikian halnya dengan scriptwriter, MC dan voice talent pengisi suara di iklan-iklan. Semua berawal dari radio.

Meta pernah beberapa kali menjadi narasumber talkshow tentang broadcast, dosen tamu di UK Petra sampai pengajar tetap public speaking class dan kursus broadcasting. Semua lagi-lagi karena radio.
Jadi engga berlebihan kalo Meta bilang radio is my life. Tanpa radio, I would never be what and who I am now.

Dukanya? Ooooh banyak juga:p
Bayangin ya, Meta setiap hari siaran jam 4-6 pagi, which means harus bangun tidur jam setengah 3, mandi, beberes dan langsung ke studio. Dari studio, berangkat ke rumah sakit. Di rumah sakit sampai jam 4 sore, langsung ngebut ke bilangan Ahmad Yani buat syuting live jam 5 sore. Tau sendiri dong jam segitu gimana macetnya Ahmad Yani:@ selesai syuting, ada siaran lagi jam 7-10 malem di DJ FM. Sabtu dan Minggu, jadwalnya ngMC kalo pas lagi engga jaga. Kalo jaga ya engga.
Gempor? Anehnya engga:D I did it with fun. When you do what you love and love what you do, everything will be amazingly fun.

Terus kapan belajarnya? Jangan salah, Meta punya banyaaaak banget tugas ilmiah lho. Case report, Review, Problem case, Death case, dll. Yak itu dia, selama sela-sela waktu nunggu siaran, nunggu syuting atau nunggu giliran ngMC.

Meta sadar kalo tugas dan kewajiban utama Meta adalah sebagai mahasiswi FK (waktu itu). Jadi waktu mama tau Meta punya kerja sambilan sebagai penyiar,presenter dan MC, keluarlah ultimatum. 'Jangan macem-macem. Nanti kamu engga bisa jadi dokter karena sibuk sendiri.'
Sedih banget rasanya waktu itu. Tapi akhirnya setelah diskusi panjang lebar, mama mengijinkan Meta berkegiatan di luar kampus dengan satu syarat: IPK harus di atas 3.25!
Edan ya:p Kedokteran gitu lho, batas lulusnya aja 2.5, ini malah minta 3.25. Karena Meta udah kadung suka dengan dunia broadcasting, baiklah, I took the deal.
Featured at GirlFriend Magazine:D

Thanks to the insomnia I had, I could stay awake longer than anybody else. When anyone else slept, I was doing everything I could, like studying or reading those medical textbooks:D
Sama sekali engga keberatan, karena Meta emang pengen banget siaran, whatever it costs. I studied harder than my friends since I realized im not that smart. Meta pengen bebas dari UP atau SP simply karena pengen punya lebih banyak waktu buat siaran. Konsekuensinya? I had to study much much harder than before:D Lagi, engga keberatan sama sekali kok:)

Duka yang paling kerasa adalah kalau ada satuuuu aja pihak yang ngaret. Duh, rasanya pengen ngamuk. Jadwal Meta yang runtut, udah disesuaikan sama kemacetan Surabaya, dan insyaAllah bakal lancar kalaaaau semua pihak bisa ontime. Tapi kalo ada yang ngaret, walhasil semua jadi kacau balau:(

Contoh nih, misalnya Meta ada jadwal siaran jam 4, sebelumnya ada kuliah sampe jam 3. Udah Meta perhitungkan, jarak kampus ke studio, masih sempetlah. Eh ternyata, dosen yang mau ngasih kuliah ngaret, telat sejam datengnya. Otomatis, kuliah tadi selesainya juga molor sejam. Coba, gimana Meta bisa dateng siaran tepat waktu?

Contoh lain, kalo pas jaga, selesai jam 7 pagi (pas weekend), seharusnya bisa langsung ditinggal setelah operan sama koass jaga selanjutnya, dan bisa cabut untuk siaran jam 8. Tapu, ternyata koass jaga selanjutnya datengnya ngaret sejam, aaaarghhh. Emosi deh!
Biasanya sih, kalo ada kejadian kaya gitu, Meta tetep on schedule aja. Jam 3 atau setengah 4lah keluar duluan. Nanti minjem catetan temen yang ikut sampe kuliah selesai:D

Duka yang lain, kalau sampe sakit! Dengan padatnya aktivitas, wajarlah kalau kecapekan dan terus jatuh sakit. Hiks, namanya juga anak kost, sakit itu siksaannya dobel deh. Jauh sama mama, engga bisa beli makanan, engga bisa ngapa-ngapain. Tapi Alhamdulillah, Allah maha mengetahui, selama jadi anak kost, Meta cuma sekali sakit berat:D

Yang paling susah dari semua adalah me-manage waktu. I really wish a day is more than 24 hours. Tapi semuanya bisa diatur dengan prioritas. Meta naro kuliah di prioritas pertama, teratas di antara yang lain. Jadi kalo dihadapkan di suatu keadaan dimana Meta harus milih antara kuliah/siaran, kuliah/syuting, kuliah/ngMC, kuliah/ngisi iklan, kuliah/meeting dan pilihan-pilihan lain, pastilah kuliah yang Meta dahuluin:D

Alhamdulillah, Meta masih bisa siaran terus, dan lulus juga jadi dokter dengan IPK lebih dari 3.25 sesuai perjanjian:D

Duka lainnya (errr ini duka bukan ya?), adalah Meta engga pernah punya waktu buat nongkrong2 di kampus. Baru dateng beberapa menit sebelum kuliah mulai, dan langsung pergi lagi begitu kuliah selesai:D

-bersambung-
Sent from my PurpleBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

1 comment:

Niar Ningrum said...

24 jam rasanya gag cukup yaa mbak, jadwal padet banget gitu, 10 tahun gag mudah gag gampang buat dapet nilai 3,25 dokter lagi, buset dah :D

Selamat yaa mbak meta udah 10 tahun sapa tau bisa ikutan mbak meta sukses dan bisa membagi waktu :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...