Tuesday, May 22, 2012

Siap Kembali Bekerja

Tulisan ini masih tersimpan di draft sejak berbulan-bulan yang lalu:)))
Meta sendiri engga inget kenapa kok belum dipublish. Karena dibuang sayang, yasudlah yaa.. publish skrg aja:D


Awalnya seperti orang-orang lain, saya hanya berniat untuk cuti melahirkan selama 3 bulan saja. Tapi rupanya takdir berkata lain.

Karena kehamilan yang saya lalui cukup berat, saya cuti total 10 bulan sejak hamil sampai melahirkan.

Diawali dengan morning sickness yang membuat saya harus bolak/i diinfus, lalu sesak luar biasa yang kemudian diketahui karena kelainan jantung akibat hormon kehamilan. Selain itu, tensi saya yang biasanya normal ikut melonjak, bahkan menyebabkan saya sempat tidak bisa melihat dengan jelas dan bengkak seluruh tubuh. Kondisi ini yang membuat saya harus full bedrest selama kehamilan.

Setelah melahirkan prematur karena severe oligohydramnion, sungsang dan terlilit tali pusar 3x, saya masih harus bolak/i ke rumah sakit karena Nayara kuning, bilirubinnya pernah mencapai kadar 27mg/dl. Fototerapi beberapa hari, bilirubin turun. Tapi beberapa hari kemudian, kuning lagi dan kadar bilirubin naik. Begitu terus berulang-ulang sampai kurang lebih 1,5 bulan.

Begitu Nayara tidak kuning lagi, barulah saya bisa mempersiapkan kembali masuk kerja setelah sekian lama cuti. Rasanya campur aduk, seperti baru pertama kali masuk kerja.  Malas, deg-degan, excited, kangen, semua jadi satu. 

Waktu itu, hal pertama yang saya siapkan adalah ASI untuk Nayara. Saya ingin memberikan ASIX. Agar selama saya tidak di rumah Nayara bisa tetap minum ASI, saya mulai menyetok ASIP. Jujur, produksi ASI saya tidak banyak. Disaat orang lain bisa mencapai 100-150cc/kali pumping, saya hanya bisa mendapat 20-30cc saja.  Tapi karena niat, saya memasang alarm di hp setiap 2 jam agar ingat untuk memompa asi 2 jam sekali. Alhamdulillah, sebelum saya masuk, freezer khusus ASIP sudah terpenuhi.

Masih berhubungan dengan ASIX, saya menyiapkan peralatan memompa ASI seperti cooler bag, icegel, botol-botol ASIP, sampai nursing apron.

Saya juga menyiapkan baju-baju untuk kembali masuk kerja. Maklum, berat saya naik 25kg selama kehamilan, baju saya yang dulu tidak ada yang muat:D 
Akhirnya, sekalian saja saya buat baju menyusui di penjahit langganan.

Kemudian setelah itu, yang paling penting menurut saya adalah menyiapkan mental. Baik mental saya, Nayara maupun pengasuhnya. Setiap hari selama sebulan sebelum saya masuk, saya selalu bicara dengan Nayara bahwa sebentar lagi, saya mulai masuk kerja, jadi tidak bisa setiap saat bersama dengannya. Saya yakin, bayi pun bisa mengerti apa yang diomongkan orang dewasa. Dengan berulang kali membicarakan ini, saya sekalian menyiapkan mental saya untuk berpisah selama jam kerja dengan Nayara.  Saya juga menyiapkan pengasuh Nayara untuk mengikuti jadwal sehari-hari yang saya buat, mengajarkan apa saja yang harus diperbuat dalam keadaan emergency, sampai bagaimana menghidangkan ASIP dan cara memberikannya.

Last but not least, berdoa. Saya sadar, selama saya kerja, Nayara hanya ditemani seorang ART dan pengasuhnya yang bisa dibilang masih baru bekerja di keluarga kecil kami. Rasa takut dan waswas pasti ada.mendengar banyak cerita tentang penculikan bayi, kekerasan yang dilakukan pengasuh. Yang bisa saya lakukan hanya berdoa semoga Tuhan selalu melindungi Nayara saat saya tidak bisa bersamanya. 

Alhamdulillah, dengan persiapan-persiapan ini, saya bisa meninggalkan Nayara dengan tenang. Nayara pun tidak pernah rewel selama saya tinggal:)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...