Thursday, March 5, 2015

The Future Actress

Sudah lama juga ya saya tidak update soal Naya yang sebentar lagi mau berulangtahun ke-4. Ngomong-ngomong soal ulangtahun, sudah beberapa bulan ini saya harus merayu Naya mati-matian untuk berulangtahun ke-4. Lho? Aneh? Iyes, memang begitu. Saya juga bingung sendiri.
Naya: "Mama, pokoknya kakak itu maunya ulangtahun ke-6, bukan ke-4. Temen-temen kakak di kelas juga ulangtahunnya ke-6 kok."
Saya: "Lho, tapi kan kakak sekarang baru umur 3, kalau ditambah 1 tahun jadi 4 kan?"
Naya: "Iya, tapi kakak engga mau umur 4, maunya umur 6!"

Setelah berminggu-minggu yang penuh penjelasan dan memerlukan pengertian serta kesabaran tiada berbatas *dari emaknya ya tentu*, akhirnya mengerti juga Naya mengenai konsep umur. Ada-ada saja deh!-_-"

Di usianya yang memasuki hampir 4 tahun ini Naya tambah pintar dan cerdas. Saya selalu saja lupa lho kalau anak saya masih berusia 3 tahun lebih. Karena cara bicara dan cara menjawab pertanyaannya yang menyerupai anak 10 tahun -lebay:p-, saya pernah emosi sendiri saat mendapati Naya menangis gegara takut dengan suara hujan. Hish, masa anak 10 tahun bisa menangis sih cuma karena hujan? Wait, what? Oh ya lupa, anak saya kan asih 3 tahun:))) Maaf ya nak, mamanya suka lupa sendiri nih:p Tapi rupanya, yang sering lupa umur anak bukan cuma saya, saudara-saudara! Yaaaay! *bagi-bagi kesalahan*:))) Ternyata papanya, utinya, bahkan nanny Naya sendiri juga sering lupa kalau Naya masih berusia 3 tahun.

Alhamdulillah, masalah sosialisasi dan adaptasi yang dialami Naya sangat membaik saat ini. Kalau dulu Naya ketakutan sampai bisa menangis histeris setiap melihat anak kecil, saat ini sudah lumayan banget. Yaa masih takut sih, tapi paling hanya sekadar menjauh tidak sampai menangis segala. Naya juga sudah punya teman sebaya di sekolahnya. Eh, tidak sebaya juga sih ya, beda beberapa tahun di atasnya, lumayanlah. Naya mau berkomunikasi dengan teman-temannya, mau bermain bahkan Naya punya sahabat! Aduh saya senang sekaliiiiii:D Alhamdulillah, akhirnya ikhtiar kami sebagai orangtua menunjukkan hasil. Walaupun rada kebablasan, saya sih tidak ambil pusing. Misalnya saja, Naya tidak mau masuk SD -walaupun sudah ada yang bersedia menerima- dengan alasan mau sekelas terus saja dengan sahabatnya itu. Atau Naya yang sekarang suka sekali bermain daripada belajar hahahaha. Kebablasan? Well i dont care, karena sesungguhnya bermain adalah satu-satunya tugas seorang anak.

Naya masih sangat perfeksionis. Mungkin karena perfeksionisnya ini, Naya terpilih menjadi asisten guru di kelas walaupun paling kecil. Saya sering menahan tawa setengah mati kalau mendengarkan asisten cilik ini menceritakan teman-temannya dengan nada mengomel.
"Mama tau engga, temen kakak Berto? -Bukan nama sebenarnya, Red- Berto itu tadi kakak omelin karena engga mau diam, celometan terus di kelas. Mungkin telinganya engga pernah dibersihkan jadi banyak kotoran. Kan engga boleh ya ma berisik di kelas? Kasihan yang lain engga bisa belajar?"

(Otomatis dong ya saya membayangkan anak unyil yang satu-satunya cewek di kelas dan yang paling muda, belum lagi yang paling kecil di kelas dengan judesnya ngomelin anak orang hahaha).

Lain kesempatan, Naya bercerita, "Mama, temen kakak Budi -masih bukan nama sebenarnya, Red-itu tadi engga mau berbaris pas masuk kelas. Kakak tadi bilang harus baris biar rapi, harus teratur dan mau diatur." (Saya lagi-lagi setengah mati deh menahan keinginan untuk ngakak. Asal tahu saja, tinggi Naya dibandingkan teman-teman sekelasnya beda jauuuuh).

Walaupun sudah banyak kemajuan tentang Naya, saya mempunyai kekhawatiran baru terhadapnya. Deuuuh nama pun emak-emak ya, kapaaaaan sih bisa tak khawatir?-_-" Apa yang saya khawatirkan? Naya sekarang sangat manipulatif. Agak-agak mengerikan ya. Naya bisa saja membuat orang lain melakukan apa yang ia mau tanpa orang tsb menyadari kalau sejak awal Naya yang mengaturnya berbuat begitu. Seram kan ya kalau tidak diarahkan ke hal baik?

Contoh yang paling gampang ya, Naya bisa akting menangis dengan baik! Iya saking baiknya, benar-benar meneteskan air mata lho! Selain saya, tidak ada orang yang tahu kalau Naya sedang akting. Terkadang menangis pura-pura ini yang dijadikan Naya "senjata". Gawat deh!

Coba lihat foto ini.
The Future Actress:p

Saya mengambil foto ini begitu tahu anak gadis sedang berancang-ancang akting menangis. Ke-empat frame dalam foto ini saya ambil dalam hitungan detik. Kalau penasaran, bolehlah zoom fotonya. Di situ terlihat jelas Naya meneteskan air mata sungguh-sungguh. Mimik wajahnya pun sangat meyakinkan. Tapi dalam beberapa detik, Naya sudah nyengir cengengesan sambil bilang "Cuma pura-pura kok!". Kalau saya sih hafal banget ulahnya ini, lah kalau yang lain? *geleng-geleng kepala*

Bukan soal akting saja, Naya juga bisa lho memutarbalik omongan supaya keinginannya dituruti. Contoh yang paling saya ingat adalah soal handphone. Naya gemar sekali memainkan handphone saya. Bukaaaan, bukan untuk main games apapun. Toh, saya juga engga punya games apapun di handphone. Naya suka sekali BBM-an atau Whatsapp-an. Bukan cuma dengan papanya atau utinya, tapi dengan siapa saja termasuk juga dengan profesor guru saya di rumah sakit *tepok jidat*. Dikira temannya mungkin ya-_-" Naya juga sering sekali nimbrung di percakapan grup BBM Group atau Whatsapp Group milik saya. Hadeeeeuhhh.

Karena Naya beberapa kali asyik BBM atau Whatsappan dengan guru saya yang membuat saya sungkan bukan kepalang, akhirnya saya passwordlah handphone yang entah bagaimana caranya selalu saja bisa diketahui Naya. Malah terkadang karena terlalu sering gonta-ganti password, saya lupa dan harus bertanya pada Naya :))) Payah benar nih emaknya Naya:p

Naya bilang ingin sekali punya handphone agar bisa sesukanya BBM-an atau Whatsappan dengan "teman-temannya" -Baca: teman-teman saya maksudnyeeee-. Tentulah saya tolak.
Naya: "Kakak itu kepingin punya handphone sendiri ma biar bisa BBM-an sama budhe Mei, tante Riris atau Uti. Kalau nunggu mama pulang dari rumah sakit kan lama.'
Saya: "Kak, kakak kan masih 3 tahun. Nanti mama belikan handphone kalau kakak sudah 17 tahun ya:p Engga ada kak anak 3 tahun yang punya handphone itu."
Naya; *dengan santainya* Yaaah, anak 3 tahun lain kan engga ada yang bisa baca sama nulis BBM apa Whatsapp ma!"
Saya: *bingung* akhirnya jawab "Ya nanti ya kalau mama punya rejeki lebih*

Rupanya saya salah karena menjawab seperti itu. Naya sepertinya menganggap kalau dia tidak diperbolehkan punya handphone hanya karena mamanya -yang suka asal ngomong kalau kepepet huhuhu maafkan ya naaak-tidak punya uang. Jadilah anak gadis mengajak Utinya ngobrol.
Begini percakapan mereka (seperti yang diceritakan utinya pada saya)
Naya: "Eh eh eh uti uti, tahu engga kabar yang sedang panas akhir-akhir ini?" (Deuh kakak Aya, bahasa udah macam presenter infotainment:p)
Uti: " Engga. Apa memangnya?" (Sudah engga bingung dengan cara ngomong cucunya).
Naya: "Itu lho, banyak penculikan anak kecil segede kakak, uti."
Uti: "Oh yaa? Masaa?" *mulai panik*
Naya: "Iya. Kakak itu sebenarnya lagi bingung lho uti. Kalau kakak dideketin orang jahat terus gimana ya? Kakak mau teriak panggil mama atau orang lain kan suara kakak masih pelan, pasti engga kedengeran. Kakak mau telpon atau BBM atau Whatsapp mama juga engga bisa, gimana caranya kalau engga punya handphone? Gimana dong uti?"
Uti: "Oke kak, besok uti kirim handphone satu untuk Aya ya!"
-________________________-"
(Btw, setelah perang antara saya dan mama saya akhirnya mama saya alias uti Naya membatalkan rencana mengirim handphone untuk cucunya. fyuuuuh!)

Lain kesempatan, saya sedang berjalan-jalan di mall bersama Naya. Oh ya, entah menurun dari siapa -saya engga!-, Naya ini suka sekali dengan sepatu. Hobinya minta dibelikan sepatu. Sepatu Naya bahkan jauh lebih banyak dari sepatu saya lho! Kembali ke mall. Naya melihat sepasang sepatu berwarna ungu di toko. Naya memang belum punya sepatu dengan warna tsb. Saya yang sudah melihat binar-binar di mata Naya saat melihat sepatu tadi langsung mengingatkan.
Saya: "Kak, engga usah beli sepatu lagi yaa. Kan sudah banyak di rumah. Baru bulan lalu kan kakak dibelikan uti sepatu baru."
Naya: "Engga kok. Siapa yang minta dibelikan sepatu? Kakak kan cuma lihat saja, ma."
Lalu kami berjalan menjauhi tempat jual sepatu tsb.

Di tengah jalan, Naya bertanya pada saya,
Naya: "Mama, kan mama suka ungu ya?"
Saya: *mulai mencium gelagat mencurigakan:))* He-eh.
Naya: "Mama punya sepatu ungu ya?"
Saya: "Iya, punya. Kenapa sih kak? Kakak pengin ya sepatu ungu tadi?"
Naya: "Ah engga. Kakak tuh cuma mikir aja kalau nanti kita pergi ke manaaaa gitu, mama pakai sepatu ungu terus kakak juga kembaran gitu pasti bagus banget ya ma? Nanti pasti deh orang-orang bilang "Aduh bu Meta, bagus banget sepatu bu Meta sama anaknya", gitu lho. Kakak mau nabung aja deh, moga-moga tahun depan kakak bisa beli sepatu yang tadi ya ma!"
Saya: *balik kanan, ke toko tadi beli sepatu ungu* :)))))
Aduh jebol juga tuh pertahanan saya. Tapi saya sedang membuat janji pada diri sendiri untuk tidak terlalu mudah memberikan apa yang Naya mau. PR banget nih! Bukan apa-apa, cara persuasi anak gadis satu ini begitu bagusnya sampai terkadang saya engga sadar. Doakan saya kuat ya! *halah*

Saya juga harus mengingat betul apa kemauan atau keinginan Naya, karena bisa jadi usulan yang keluar dari Naya berhubungan dengan kemauannya. Misalnya nih, selain handphone Naya ingin sekali punya laptop. "Bukan laptop mainan ya mama, yang ada gambar apelnya kayak punya mama sama papa, tapi gambar apelnya bukan stiker!" Begitu kira-kira permintaannya.

Beberapa minggu menjelang ulangtahun saya, Naya getol sekali membujuk suami, nannynya bahkan saya sendiri untuk menghadiahkan saya laptop baru.
Saya: "Kak, mama kan sudah punya laptop."
Naya: "Ya engga apa-apalah, diganti sama yang lebih baru, yang lebih bagus. Kan mama ulangtahun. Boleh kok beli sendiri, nanti tinggal minta uangnya saja ke papa atau uti."
Saya: "Engga ah. Laptop mama kan masih bisa dipakai."
Naya: "Iya sih, tapi kalau lebih bagus emang kenapa? Kan lebih enak."
Saya: "Lah terus nanti laptop mama yang lama dikemanain kak?"
Naya: "Yaaaa.. terserah mama. Disimpen juga boleh. Tapi kan sayang ma kalau disimpen aja. DIkasihin kakak juga boleh."
Saya: "Yeeee maunyeee:p"

Yaaa, manipulatifnya masih sebatas itu sih. Tapi jangan lupa, Naya masih hampir 4 tahun! Semakin besar, bisa jadi seperti apa? Ya Allah, berikanlah petunjuk pada emak Naya supaya bisa mendidik dan membimbing Naya sebaik mungkin, amin!

Saya masih punya banyak -banget- update soal Naya nih termasuk judesnya yang meningkat, pertanyaan-pertanyaannya yang semakin membuat sang emak ingin menangis bombay sampai pendapatnya terhadap berbagai hal yang mind-blowing. Nantilah yaa satu-satu saya update.
Hello! dari Naya dan emaknya yang baru bangun tidur:p

Eh, sudah pada ikutan Reborn Giveaway belum sih? Masih ditunggu lho sampai 16 Maret 2015. Masih banyaaaak kesempatannya!

Wednesday, March 4, 2015

Road to Naya's 4th Birthday

Sama seperti tahun-tahun lalu, saya selalu mempersiapkan ulang tahun Naya jauh hari sebelumnya. Tahun ini, saya tidak merencanakan perayaan ulang tahun layaknya ulang tahun Naya yang ke-3. Hanya saja seperti yang sudah saya niatkan sejak dulu, ulang tahun Naya yang ke-4 akan dirayakan bersama teman-teman dari panti asuhan serta sekolah, tentunya. Nothing fancy, it will be just simple.

Karena ingin yakin benar Naya mengerti apa esensi dari merayakan ulangtahunnya bersama anak panti asuhan, saya rutin menjelaskan Naya apa itu panti asuhan, kenapa kita harus berbagi dll.

Suatu hari, saya mencoba mengecek apakah Naya sudah mengerti benar maksud saya.
Saya: "Kak, nanti ulangtahun kakak dirayain sama anak panti asuhan ya?"
Naya: "Iya ma. Rencananya."
Saya: "Anak panti asuhan itu apa sih kak?"
Naya: "Itu lho ma, anak-anak yang engga punya mama papa. Mama papanya meninggal. Ada yang jatuh pesawatnya terus masuk laut (SUER dah, pas Naya bilang gini itu belum ada kejadian AirAsia QZ8501!), ada yang kecelakaan mobil, ada yang ketabrak kereta, ada yang sakit di rumah sakit, ada yang naik kapal terus tenggelam di laut. Macem-macemlah."
Saya: *bengong* *lalumerindingsendiri* :)))

Anyway, yang pertama saya siapkan adalah tema ulangtahun. Tidak sulit sih mengingat karakter favorit Naya setelah Hello Kitty adalah Mickey Mouse and Friends. Naya tidak suka Frozen yang sedang happening saat ini, ataupun segala macam princess-princessan.

Saya mulai memesan goodie bag  Naya sejak bulan Oktober 2014, lama sekali ya sebelum ulang tahunnya tanggal 24 Maret. Biasa deh emak lebay:)) Eh tapi ada hikmahnya lho, waktu itu harga masih belum naik sehingga saya bisa menghemat hampir 30%. Irit:p


Naya sendiri sudah tak sabar ingin segera berulang tahun. Eh malah sakit:( Sedih sekali deh saya. Semoga Naya cepat sembuh yaaa. Ayo dong kak, sembuh sembuh sembuuuh!

PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan!:)

Tuesday, March 3, 2015

Naya Sakit

Selama ini saya selalu bertanya-tanya, kira-kira pasien perdana yang saya hadapi begitu menjadi SpA kasusnya apa ya? Rupanya pertanyaan tadi bisa langsung terjawab tak lama setelah saya menyelesaikan rentetan ujian. Anak saya sendiri, Naya Sunaya yang sakit.

Awalnya Naya batuk dan pilek sejak hari Kamis malam. Naya bilang temannya di kelas ada yang sakit serupa dan tiap batuk tidak ditutup. Saya masih santai saja karena menganggap batuk pileknya yaaa batuk pilek biasa. Namanya juga balita sekolah, risiko sekali bolak-balik tertular batuk pilek, kan?

Malamnya, alias Jumat dini hari Naya demam. Saya pun masih santai saja, memberikan obat penurun panas dan meminta Naya tidak bersekolah. Naya sendiri tidak terlihat seperti anak sakit. Naya masih cerewet seperti biasa, masih menari-nari dan berlompat-lompatan di tempat tidur. Namun begitu diukur suhu tubuhnya, jeng jeng jeeeeeng.. 40 derajat! Entah ada hubungannya atau tidak ya, mama saya bilang kalau saya waktu kecil pun begitu. Pada saat demam bersamaan dengan kakak saya, pada suhu yang sama saya masih bisa menyanyi teriak-teriak, berlarian ke sana kemari sementara kakak saya sudah lemah tak berdaya di atas tempat tidur. Naya masih mau makan dan minum walaupun tidak sebanyak biasanya.

Hari Sabtu, demam Naya tetap bergeming selalu di atas 39 derajat Celsius. Turun setelah diberi obat, tapi akan naik lagi begitu efek obat abis. Lagi-lagi saya masih santai. Karena saya sudah tak punya lagi kewajiban di rumah sakit, saya senang sekali bisa 24 jam bersama Naya selama sakit. Naya pun terlihat senang sekali saya temani terus.

"Mama engga ke rumah sakit lagi ya? Nemenin kakak terus? Kita berdua bersama selamanya?" Begitu tanya anak gadis saya yang bahagia sekali saat saya jawab pertanyaannya dengan anggukan kepala.

Hari Minggu, saya memperkirakan demam Naya akan selesai. Periode demam disebabkan virus kan biasanya memang 3 harian ya, jadi saya senang sekali setelah Naya bebas demam selama 6 jam. Saya pikir Naya sudah sembuh. Saya pun memberanikan diri  meninggalkan Naya sebentar saat dia tidur siang untuk pergi menemui teman-teman seangkatan demi syukuran kelulusan. Kan tak lucu ya kalau si pengundang justru tak datang ke acaranya sendiri?

Ehhhh, belum selesai acara di sana, saya dihubungi nanny Naya yang memberitahukan Naya demam lagi. Kecele:p Saya langsung pulang dan meminumkan obat penurun panas pada Naya. Naya mulai malas makan, walaupun masih mau minum banyak. Semalaman saya tidur bersama Naya, rutin memeriksa vital sign Naya seperti nadi, suhu dan laju nafasnya permenit. Persis seperti apa yang saya lakukan kalau sedang dinas jaga di rumah sakit deh:p

Senin pagi, saya memutuskan membawa Naya cek darah ke rumah sakit. Saya sih sebenarnya yakin Naya terkena infeksi virus. Tapi karena demam berdarah sedang musim, ditambah mama saya bolak/i menelpon sambil menangis sampai memohon-mohon Naya dicek darah -ps: sepertinya mama saya masih trauma dengan kehilangan cucunya-, akhirnya berangkatlah saya.
Menunggu giliran cek lab. Naya jadi kurusan, hiks sedih banget emaknya:'(

Alhamdulillah, saking mulusnya, Naya hampir tidak menyadari darahnya diambil. Saya sendiri yang memegangi dan mengalihkan perhatiannya. Naya hanya menangis saat jarumnya masuk, itu pun karena kaget dan hanya sepersekian detik. Hebat deh kakak Naya!:*

Hasil laboratorium langsung jadi dalam waktu 15 menit. Alhamdulillah semuanya masih dalam batas normal, bukan dengue seperti yang saya khwatirkan. Memang dari gambaran hasil darahnya, Naya terkena infeksi virus -entah apa- sehingga seharusnya membaik sendiri dalam 5-7 hari. Sepulang dari rumah sakit, saya menemani Naya seharian di rumah. Barulah ketika Naya tidur siang, saya tinggal sebentar karena saya harus mengikuti ujian akhir Magister alias S2 saya supaya bisa diwisuda bersamaan dengan pelantikan spesialisasi. Setelah ujian, saya langsung pulang dan mendapati Naya masih saja panas. Saya mulai khawatir, maklum saja kalau untuk anak lain sih saya bisa menempatkan diri sebagai dokter spesialis anak. Tapi kalau anak sendiri, kesubyektifan saya sangat tinggi. Saya takut juga misdiagnosed. Tak ada ruginyalah meminta second opinion, ya kan?

Saya membawa Naya ke tempat praktek salah satu guru saya yang akhirnya pun mengkonfirmasi dugaan saya sebelumnya. Iyes, Naya terkena infeksi virus -entah apa- dan hanya diberi obat simtomatik. Fyuh, lega deh. Sedih banget ya kalau anak sedang sakit. Rasanya pengin transfer sakit anak ke kita saja. Tak tega melihat Naya kurusan, sedih:(

Doakan yaa semoga tidak ada yang serius dengan sakit Naya kali ini, doakan juga Naya cepat sembuh supaya bisa kembali ceriwis seperti biasanya, amin!

PS: Sudah baca postingan ini kan? Yuk ikutan, masih banyaaaaak waktu masih banyaaaaak kesempatan:D

Monday, March 2, 2015

Reborn Giveaway

Seperti yang pernah saya tulis di sini, selain iPhone keluaran terbaru, suami juga memberikan hadiah lain untuk saya saat berulangtahun. Tiba-tiba saja saya dihubungi oleh seorang web-designer untuk mengatur appointment. Rupanya suami saya sudah melunasi semua biaya yang diperlukan untuk mengganti tampilan blog saya ini:)))

Anyway, saya sudah bertemu dan brainstorming dengan web-designer tadi. Semoga dalam waktu dekat tampilan blog saya akan berubah menjadi lebih "saya banget".

Sehubungan dengan blog saya yang rebranded and reborn itu, saya ingin membagi beberapa buah hadiah nih pada pembaca setia blog ini. Caranya pun gampang banget!
1. Jawab pertanyaan ini:
    a. Sudah berapa lama membaca blog ini?
    b. Apakah rutin membaca blog ini? Dari mana anda tahu pertama kali soal blog ini?
    c. Apa yang paling anda cari dari blog ini?
    d. Apa yang anda harapkan ada di blog ini?
    e. Adakah usul dan saran membangun?
2. Kirimkan lewat email ke: metahanindita@yahoo.com dengan Subject: Reborn Giveaway
3. Follow twitter @metahanindita atau instagram @metahanindita
4. Twit "Sudah ikutan Reborn Giveaway!" lalu mention twitter atau instagram saya.
5. Nantikan pengumuman pemenangnya!D
Salah "tiga" hadiah giveaway ini

Bagi-bagi hadiah ini akan berlangsung sampai tanggal 16 Maret 2015. Masih lama kan ya? Yuk ikutan!

Sunday, March 1, 2015

#LatePost : Ulang Tahun

Alhamdulillah, tahun ini saya masih diberi kesempatan Allah SWT untuk mensyukuri berkurangnya "jatah" setahun umur saya. Kalau tahun lalu saya harus melewati hari ulang tahun jauh dari keluarga, Alhamdulillah tahun ini saya merayakannya bersama orang-orang tercinta.

Jauh sebelumnya, suami sudah bolak-balik menanyakan kado apa yang saya minta. Saya dengan spontan menjawab kalau saya sudah punya semuanya, tidak usah diberi kado. Saya minta doanya saja supaya lulus ujian dengan baik dan lancar. Karena setelah itu suami tidak pernah mengungkit soal ulang tahun saya lagi, saya pun kembali fokus kepada ujian yang tak ada hentinya itu.

Tepat pada pukul 00.00 pada tanggal 14 Februari, saya sudah tertidur lelap. Terlalu letih sepertinya karena begadang hampir setiap malam selama 2 minggu berturut-turut. Suami membangunkan untuk mengucapkan selamat, dan memberi saya hadiah kotak putih.
My husband made this super sweet e-card. Isnt it lovely?

Saya kaget juga. Lah kan saya sudah bilang tak perlu kado, kue atau tiup lilin segala. Suami menjawab "Aku yang pengin ngasih kok emang." Errrr, baiklah. Thats a very kind of you:*

Saya buka kotak putih tadi yang ternyata berisi eng-ing-eng... iPhone 6 terbaru!
Asal tahu saja, suami saya adalah seorang gadget freak apple-minded. Segala gadget mutakhir pasti dia usahakan untuk punya. Beberapa bulan sebelumnya, suami saya pernah bilang ingin menabung untuk membeli smartphone berharga selangit ini. Sebagai istrinya yang tahu benar passionnya, yaaa saya iyakan saja walaupun tidak habis pikir. Kok bisa sih ada orang yang mau menghabiskan uang banyak seperti itu untuk membeli smartphone? Buat saya sih, handphone atau smartphone itu yang paling penting bisa dipakai whatsapp, telepon dan SMS. Yang lain tugasnya laptop. Eh tapi itu kan saya ya, beda lagi dengan suami:)))

Makanya jelaslah saya terkejut bukan main begitu menyadari iPhone 6 yang diidamkan suami entah sejak berapa bulan lalu justru diberikannya ke saya. Istrinya yang bahkan tak mengerti apa beda iPhone 1,2,3,4,5,6 dan smartphone merk lain hahaha. Thank youuuu love! I love you to the moon and back, to the moon and back, to the moon again, back, again and back again and again and again and again:*

Bukan cuma itu, suami saya juga menghadiahkan sesuatu yang lain, nanti saya ceritakan yaaa. Sementara masih rahasia dulu. Yang jelas ada hubungannya dengan blog ini;)

Saya juga mendapat hadiah dari anak gadis tercinta. Puding coklat kesukaan saya yang dibungkus pita:))) Rupanya Naya membobol celengan Mickey Mousenya dengan bantuan nanny, dan membeli puding tadi untuk hadiah saya di supermarket dekat rumah. So sweet ya:')

Selain itu, ART, nanny saya patungan untuk membelikan saya coklat Silverqueen kesukaan saya sebagai hadiah. Awwww, im very touched!
Kiri: hadiah dari anak gadis. Kanan: hadiah hasil patungan.

Terimakasih yaaa semuanya atas atensi, ucapan, doa dan harapannya. Saya bersyukur Allah SWT telah membuat path hidup saya selama ini begitu indahnya. Alhamdulillah. Semoga sisa umur saya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dan membawa keberkahan bagi orang lain. Aminnnn aminnn amin yra.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...