Tuesday, January 23, 2018

Thailand day-2

Hari ke-2 di Thailand, acara kami dijadwalkan lumayan padat. Karena itu sejak pagi hari, kami sudah bangun untuk bersiap-siap. Naya tampak bersemangat dan tak sabar untuk mengeksplorasi kota Bangkok.Tak henti-hentinya ia bertanya "Kapan berangkatnya?". Hari ini juga kami check out dari hotel di Bangkok karena akan menuju Pattaya. Jadi packing lagi deh:D
Chibi-chibi

Tujuan pertama kami adalah Wat Arun. Wat (candi) ini adalah tempat tujuan wisata yang paling terkenal di Bangkok. Perjalanan dari hotel ke candi ditempuh dalam waktu 20 menit saja. Sepanjang perjalanan, banyak sekali bangunan khas Thailand di sana-sini dengan foto raja yang dipajang dimanapun. Satu hal yang tetap membuat saya terkagum-kagum: kebersihannya! Benar-benar bersih!



Untuk mencapai Wat Arun, kami harus menaiki kapal menyebrang sungai Chao Praya. Begitu mendengar akan naik kapal, Naya langsung memegang tangan saya tanda ketakutan. Yah, apalagi saya:))) Saya melihat bahwa kapal yang kami naiki terombang ambing karena tertiup angin dan ombak yang cukup besar saat itu. Tapi demi Naya (saya ingin sekali Naya menjadi anak pemberani kelak), lagi-lagi saya sok berani dan sok kuat. Padahal, mau meweeeek:)) Alhamdulillah, suami saya mengerti benar kalau istrinya ini ketakutan dan sok-sokan berani. Ia mengajak Naya berkeliling kapal sementara saya...err...setengah mati menahan muntah. Ampun deh,
Keliatan ga tampang saya ketakutan?:p

Syukurlah ternyata, hanya 5 menitan saja kami sudah sampai di Wat Arun. Tak terbayang kalau harus naik kapal itu lebih lama. Hiiiiii. Kami mengagumi keindahan candi yang tampak sangat terawat itu. Warna/i yang indah, detail yang menawan, bagus deh! Puas berfoto-foto dan menjelajahi candi, kami turun untuk mencari minum. Maklum, udara panas Bangkok ditambah harus naik-naik lumayan tinggi membuat kami ngos-ngosan. Segelas es teh atau es krim pasti enak!

Di belakang Wat Arun, ada pasar kecil yang menjual beraneka macam souvenir juga jajanan. Oh ya, Aru, guide kami sudah mengingatkan kalau ingin membeli souvenir selama di Bangkok, belilah di sini karena harganya yang relatif paling murah dibandingkan di tempat lain. Masih bisa ditawar pula. Ada yang sedikit unik menurut saya di sini. Tahu tidak, SEMUA penjualnya bisa dan mengerti bahasa Indonesia lho! Jangan heran melihat mereka berbicara sangat lancar dengan bahasa Indonesia. Rupanya, memang hanya orang Indonesialah yang lebih tertarik berbelanja dibanding eksplorasi candi Wat Arun. Hahaha. Kata Arun, kalau orang Jepang atau bule, mereka lebih suka sejarah. Jadi bisa menghabiskan waktu lama mengeksplorasi candi dan mempelajari sejarahnya. Kalau orang Malaysia, Singapore atau orang Korea, sukanya foto-foto dengan berbagai pose di berbagai spot candi. Beda lagi dengan orang Indonesia. Kebanyakan foto-foto sebentar untuk diupload di Instagram, lalu enggan susah payah naik candi tapi langsung menuju pasar untuk berbelanja.:))))

Dan perkataan Arun ini sudah saya buktikan. Benar banget, seisi pasar dikuasai orang Indonesia. Lucu juga melihatnya. Ada yang membawa beberapa kardus (kayaknya jasa titip di Instagram?), sampai membawa koper khusus untuk berbelanja di sana.
Tampangnya ga bisa biasa aja kak?

Setelah dari Wat Arun, kami mengunjungi rumah makan halal untuk makan siang sekaligus shalat Jumat. Makanannya tak akan saya review yaa, karena semua persis dengan di Indonesia. Awalnya saya pikir pihak travel sengaja memilihkan menu Indonesia untuk kami. Eh ternyata makanan Thailand. Misalnya nih, telur dadar, tumis kangkung, ayam goreng tepung, ikan masak asam manis. Persis kan? Hanya saja setiap kali makan, selalu ada menu Tom Yam yang disajikan. Tom Yamnya menurut saya sama dengan yang sering dijual di Indonesia. Naya? Jangan ditanya, senang sekali! Selalu dia bilang "Makanan Thailand enak-enak ya May!" (Sementara emaknya ini bingung, apa sih bedanya sama di Indonesia haha).

Dari makan siang, tujuan berikutnya adalah Peternakan Lebah. Di sini, kami diajak berkeliling peternakan lebah kemudian masuk ke ruangan utnuk dijelaskan bagaimana madu diambil, apa bedanya madu biasa dengan royal, bagaimana membedakan madu asli dan tidak , dll. Naya sangat excited mendengarkannya. 

Setelah puas di Peternakan Lebah, kami kembali naik bis untuk menuju Pattaya. Perjalanan Bangkok-Pattaya kurang lebih kami tempuh dalam waktu 2 jam (kalau tanpa macet):p Saya menghabiskan waktu dengan tidur tenang hahaha. Maklum ye, ngantuk berat karena kurang tidur. Sebetulnya saya sudah berniat mengerjakan proposal penelitian, makanya laptop saya bawa ke manapun, tapi eeeerr.. kalau ngantuk bagaimana lagi:p #pembenaran

Tiba di Pattaya, kami langsung menuju pantai. Wah bentuknya dan lingkungan sekitar benar-benar mengingatkan saya akan pantai Kuta Bali.. Bedanya, di Pattaya bersiiih tanpa sampah setitik pun. Tak ada juga yang bolak/i menawarkan kepang, cat kuku atau temporary tattoo. Naya? Jangan ditanya, puas sekali bermain pasir sampai tak sadar bajunya basah semua.
Jangan salah fokeus yaaa

Dari pantai, kami menuju rumah makan yang letaknya bersebrangan dengan hotel. Kami hanya sempat mandi sebentar, karena harus langsung berangkat untuk menonton Cabaret Show. Sebelumnya, saya benar-benar memastikan bahwa Cabaret ini memang aman ditonton untuk anak kecil. Menurut Arun, Cabaret ini memang isinya ladyboy semua, tapi amaaaan. Jadilah, saya, suami dan Naya mendaftarkan diri untuk ikut menonton.

Pertunjukan kabaret yang kami tonton rupanya dimulai jam 8 malam, selama 1 jam 10 menit. Wah saya terpesona melihat kecantikan para wanita yang ternyata pria ini haha. Cantik-cantik, luwes, badannya semampai macam Victoria Secret's Angel. Naya juga senang sekali karena melihat aneka tarian dari berbagai penjuru Asia. Mulai India, Melayu (Indonesia atau Malaysia ya?), Vietnam, hingga Jepang dan China. Menurut saya sih, seperti Devdan Show yang pernah kami tonton waktu di Bali dulu, tapi entah subyektif atau tidak ya, lebih bagus jauuuuuuh Devdan Show yang ada aura mistis, magis, dan Indonesia banget:D

Tepat jam 21.10 malam acara selesai, dan kami dipersilahkan berfoto bersama para pengisi acara kabaret. Berhubung kami sudah mengantuk, dan tidak berniat berfoto dengan ladyboy ini, jadilah kami pulang duluan. Tidak naik bis, tapi jalan kaki! Dekat sih letaknya dengan hotel.

Sampai hotel, kami packing lagi karena keesokan pagi harus kembali check out untuk pulang ke Bangkok. Lelah ye, bolak/i packing. Apa yang akan kami lakukan besok? Tunggu postingannya yaa:D

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...