Monday, January 22, 2018

Sawardika Thailand!

Setelah sempat "nongol" di awal 2018 kemarin, rupanya saya dihantam (deuh bahasanya haha) dengan kesibukan tiada tara. Tugas menumpuk, pekerjaan tak kunjung usai terus mewarnai hari-hari saya. Hingga, saat suami mengajak kami (saya dan Naya) berlibur, rasanya campur aduk. Bingung. Senang tentu, karena akhirnya bisa terbebas sementara dari rutinitas. Tapi sekaligus enggan, karena takut semua pekerjaan yang belum terselesaikan akan tertunda sehingga "hutang" tugas semakin menumpuk.
Yang kiri happy bgt mau family time, yang kanan mulai komat/i takut turbulens pesawat:))

Demikian pula dengan Naya. Walaupun liburan panjang semester kemarin (hampir 3 minggu karena disambung natal dan tahun baru), ia tidak ke mana-mana sama sekali, rupanya untuk ijin tak masuk sekolah sangat berat buat Naya. Ini sih saya sudah mahfum sejak dulu:D
Dengan jaket yang belum hilang:))

Tapi karena suami meyakinkan berulangkali dengan alasan ini akan menjadi family time kami yang terakhir sebelum ia (dan saya!) pergi ke luar negeri tanpa Naya untuk beberapa lama, ya sudah deh, berangkaaaaat! Sebelum berangkat, saya kekurangan tidur berhari-hari karena berusaha mengejar mengerjakan tugas segala macam. Saking sibuknya, tahu tidak, saya baru packing H-1 lho! Buat yang mengikuti blog ini pasti tahu benar, kalau packing H-1 itu "prestasi" luar biasa untuk saya hahaha. FYI, biasanya saya sudah mulai packing 3 minggu atau bahkan sebulan sebelumnya, walaupun dibilang lebay sama Naya:D



"Prestasi" saya lainnya adalah saya belum sempat survey ini itu untuk kepentingan berlibur di Bangkok. Biasanya sih jangan ditanya, survey saya sudah sangat lengkap lahir batin dan detail:p Yaa namanya juga kurang waktu, ya sudahlah. Untungnya, karena sebetulnya ini adalah acara liburan bersama divisi tempat suami saya bekerja, semua sudah diatur oleh travel agent. (Agak kurang sreg juga sih buat saya yang memang suka sekali mengatur ini. Ya sudahlah yaaaa).

Kami berangkat pagi hari ke bandara untuk menuju Singapore. Pesawat yang kami naiki, Singapore Airlines, rupanya lumayan penuh hari itu. Naya yang sebelumnya sudah drama sinetron FTV berpuluh episode karena harus ijin tak masuk sekolah, lama-lama juga ikut merasa senang karena bisa menghabiskan waktu full bersama kami. Perjalanan dari Surabaya ke Singapore memakan waktu sekitar 2 jam. Selama perjalanan itu, Naya disibukkan dengan Star Wars activity book yang memang diberikan pada semua penumpang anak-anak. Ia juga mewarnai, membaca dan entah apalagi karena emaknya ini sibuk menahan diri untuk tak tampak stress atau ketakutan di depan Naya. Hahahaha, karena cuaca lumayan buruk, pesawat bolak/i mengalami turbulence. Serius deh, saya jantungaaaaan! Tapi sok setrong dan kuat di depan Naya padahal selalu memberi kode ke suami memberi tahu bahwa saya ketakutan setengah mati!

Sesampai di Singapore, kami langsung mencari musholla untuk shalat. Waktu transit di Singapore sekitar 2 jam, kami habiskan dengan menemani Naya bermain di playground dan mengunjungi kolam ikan koi, taman anggrek serta beberapa spot lain di Changi. Changi adalah airport terfavorit saya di seluruh dunia. Menurut saya, Changi adalah airport terbaik di dunia yang pernah saya kunjungi. Selain bersih, sangat luas, ramah pengunjung, ramah anak (banyak sekali spot hiburan untuk anak di sana. Kasarannya, mau transit 12 jam di Changi membawa anak kecil pun tak masalah. Tak akan bosan deh!).
Di taman anggrek Changi

Naya memang mempunyai impian untuk pergi ke Singapore suatu hari. Ia pernah membaca artikel tentang keindahan dan kehebatan Singapore, dan sejak itu selalu menabung untuk pergi ke Singapore. Jadi tentulah ia happy bukan main bisa mengunjungi negara impiannya walaupun hanya transit. Dari travel agent, kami masing-masing mendapat voucher makan siang senilai SGD20. Tapi karena baru makan di pesawat, voucher tidak kami gunakan.

Kami berangkat dari Changi menuju Bangkok sekitar pukul 3 sore. Saya sudah berdoa komat/i agar pesawat berjalan mulus tanpa goncangan. Namun rupanya doa saya belum terkabul. Saya kembali senam jantuuuung! Naya? Ah dia mah tetap fokus mengerjakan activity booknya. Saya berusaha memejamkan mata (maksudnya biar tiba-tiba sampai), tapi bagaimana bisa tidur kalau jalannya pesawat ajrut-ajrutan?:))))

Setelah 2 jam penuh ketegangan (buat saya, kalau yang lain saya lihat biasa saja), akhirnya kami tiba juga di Svarnabhumi airport, Bangkok. Saat itu bandara penuuuh sekali, dan di antara kerumunan orang banyak, saya bolak/i mendengar bahasa Indonesia. Banyak banget yaa orang Indonesia yang berlibur ke sana. Naya sediit kecewa karena merasa tidak bisa mempraktikkan bahasa Inggrisnya. Namun saya bilang, bahwa ia bisa saja berbahasa Inggris di sana (walaupun kenyataannya ternyata banyak orang Thailand yang tak mengerti bahasa Inggris).

Saat mengantri keluar, Naya baru tersadar kalau jaketnya hilang. Drama episode baru dimulai deh. Ia menangis menyesal dan meminta maaf ke saya. Jadi ceritanya, saat kami berjalan-jalan di mall, Naya melihat jaket ini dan meminta saya untuk membelikannya. Kebetulan memang beberapa hari sebelumnya, saya mendapat amplop setelah menjadi MC suatu acara yang saya tunjukkan padanya.
N: "Mamay, can i get this jacket? I know its not cheap. But i really like it. I know that you just got money from being MC. Do you thing its enough for the jacket?"
M: "Emmm. You still have your pink jacket right?"
N: "Yeah, but its already too small for me. (Memaaaang! Saya terakhir membelikan ia jaket sudah 3 tahun lalu."I promise to take a good care of this jacket mamay. You wont need to buy me any other jacket for the next 3 years."

Saya akhirnya membelikan jaket itu untuk Naya. Itu pun Naya masih galau setengah mati.
"MAmay, are you sure you still have money left? You dont need to work night shift because you bought me this jacket right? Are you sure? Can you still buy and provide foods for us? Can i still go to school? You still can pay my school tuition right? dsb dsb dsb...."

Jadilah karena jaket yang ia pakai itu tertinggal di pesawat, berulang kali Naya menangis, memeluk saya dan meminta maaf.
"Mamay im so sorry. I didnt keep my promise because i didnt take a good care of my own jacket. Im sorry mamay. You can take my money in the piggy bank. I have 3 piggy banks. I plan to give them all to the Panti Asuhan, but  you can take 2 of them Mamay. I know its my fault, its my responsibility. Im sorry mamay, i didnt recheck before i go. Or maybe you can stop buying things for me after this. So i can pay you back with that."

(Kebayang ga anak gadis saya berdrama seperti ini di airport yang penuh orang? Semua mata mulai memandang, terutama rombongan kami. DIulang-ulang terus dengan tangisan pilu karena menyesal. Padahal saya tak memarahi Naya sama sekali lho! Naya saja yang sensitif banget sepertinya.)

Saya bilang ke Naya kalau saya tidak marah, tapi Naya masih saja terlihat menyesal. Saat bis yang kami tumpangi dingin minta ampun misalnya, saya tahu benar kalau Naya juga kedinginan. Saya yang memakai jaket melepas jaket saya dan memberikan ke Naya. Tapi Naya tidak mau karena "Im sorry mamay. I left my jacket. So i need to deal with it. Its not your fault so you dont need to give yours to me." (PS: sampai dengan hari ini, saya sudah sampai di Surabaya kembali, rupanya Naya masih saja menyesali jaketnya yang hilang. Saya jadi kasihan juga padanya. I think she took it too seriously. Bayangkan, setiap saya pulang kerja, ia akan bertanya capek tidak, uang mama sudah habis belum, apa karena jaketnya yang hilang saya harus bekerja lebih lama, dll. Bahkan, hari ini saya pulang agak sore dari biasanya. Naya sudah menyambut di pintu dengan berkaca-kaca. "Mamay, are you late because you need to work harder because you bought my jacket that i left?"-_-")

Selama kami di Bangkok, makan malam disediakan di restoran bersertifikasi halal sehingga kami tidak ragu. Asal tahu saja nih, makanan di Thailand seringkali tak halal. Minyak babi atau kaldu babi sering ditambahkan pada makanan apapun untuk (katanya) menambah citarasa.

Oh ya, guide kami selama di sana, namanya Arun, berbahasa Indonesia dengan sangat lancar. Saya pikir awalnya ia orang Indonesia yang bekerja di Thailand. Eh ternyata, orang Thailand asli! Serius lho lancar banget, bahasa gaul dengan segala istilah macam kekinian, terciduk, sampai plesetan-plesetan dan teka-teki Indonesia dia kuasai benar.

Satu hal yang membuat saya terkaget-kaget lagi adalah kemacetan kota Bangkok. Saya pikir Jakarta sudah paling parah. Ternyata, Bangkok ada di atas Jakarta. Saat saya googling, benar lho! Jakarta ada di posisi 3 the worst traffic jam, sementara Bangkok di posisi 2. Walaupun begitu, Bangkok sangat bersih, tidak ada sampah sedikitpun terlihat. Bedalah ya dengan Jakarta.

Kami tiba di hotel sudah malam dan lelah bukan main. Mandi malam, langsung tidur bersiap-siap berkeliling kota keesokan paginya. Ke mana? Nantikan cerita selanjutnya yaa:D

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...