Thursday, May 16, 2013

L.e.a.r.n.


Ada satu pengalaman yang berkesan buat saya sewaktu dinas di RSU Balung Jember bulan lalu. Saya ingat sekali kala itu sedang dalam perjalanan kembali ke Surabaya dengan kereta api. Oh ya, saya punya pengalaman yang menyebalkan juga nih dengan Kereta Api Indonesia. Tapi daripada merusak mood, saya ceritakan nanti saja ya!

Di dalam kereta api, saya bersebelahan dengan seorang wanita seumuran mama saya. Perkenalan kami dimulai saat tante itu menawarkan keripik singkong pada saya.

Kemudian dari situ, percakapan kami pun berkembang. Beliau menanyakan apakah saya ke Surabaya untuk kuliah. Rupanya beliau mengira saya lulusan SMA yang sedang mencari tempat kuliah. Errrrrrr. Memang susah sih punya tampang babyface begini:p Kebetulan sih, saya memang sedang membaca majalah Gadis yang membahas cara memilih jurusan:D

Saat mengetahui saya (sudah) kuliah di Fakultas Kedokteran, tante itu langsung kelihatan semangat 45. Rupanya keempat anaknya (perempuan semua) kuliah di Fakultas Kedokteran.  Yang pertama sudah lulus dan menjadi dokter umum di Bondowoso mengikuti suami. Yang kedua sedang kuliah lagi mengambil S2. Adiknya masih mengikuti internship dan yang terakhir masih duduk di semester 6. Usut punya usut, tante ini ternyata berasal dari Bandung dan anak-anaknya satu almamater dengan saya! Hahahaha, dunia itu sempit yaaa:D

Apa sih yang membuat saya terkesan?
Tante ini bercerita kalau suaminya adalah orang penting di salah satu BUMN. Sang suami ini sering bekerja di luar negeri. Gajinya sejak dulu dibayar dalam USD atau Euro. Dia sampai bilang seandainya mau, keliling dunia pun sebenarnya bisa. Tapi nyatanya, sampai usia sekian, beliau belum pernah ke luar negeri sama sekali. Menurut tante, semua penghasilan oom (tante sendiri engga bekerja) ditabung dalam bentuk tanah atau rumah untuk biaya sekolah keempat putrinya, biaya les privat mulai piano, matematika-fisika-kimia, bimbingan belajar, bahasa Inggris sampai membeli buku-buku kedokteran yang engga murah.

Saya ingat sekali kata-kata beliau dalam logat sunda kental yang sukses membuat saya kangen ngomong nyunda:p

“Tante mah engga punya tuh tas merk yang mahal-mahal. Boro-boro Hermes kayak punya Syahrini, Tas seratus ribuan juga engga apa-apa yang penting kan bisa dipake. Tante sama oom teh prinsipnya cuma satu. Bekali anak-anak dengan ilmu setinggi-tingginya, sekolah sepuas-puasnya, belajar sebanyak-banyaknya. Da ari tas Hermes, mobil BMW, rumah mewah atawa berlian mah henteu dibawa ka kubur. InsyaAllah ilmu dan doa anak-anak yang akan kami bawa terus.”

Sedikit banyak, saya jadi teringat mama papa saya yang satu prinsip dengan oom-tante tadi. Saya sangat bersyukur dibesarkan oleh mama papa yang benar-benar menjadikan pendidikan hal penting. Lebih penting dari harta benda atau pengalaman ke luar negeri sekalipun. Setiap liburan waktu sekolah, mama papa saya engga pernah menawarkan liburan ke luar kota atau (apalagi) luar negeri. Yang ditawarkan selalu “Kamu mau les atau ikut workshop apalagi libur ini?”

Saya engga malu tuh bilang saya engga pernah ke Bali sampai sekarang. Boro-boro tempat lain seperti Gili Trawangan atau Lombok yak:p Serius! Kasian? Don’t. Saya saja engga mengasihani diri sendiri kok haha. Eh tapi saya bangga pernah les atau belajar  segala macam. Just name it. Saya pernah les menggambar, menari, menyanyi, piano, organ, biola, bahasa Inggris, Perancis, merangkai bunga, tennis, taekwondo, Judo, menjahit sampai karawitan pun pernah!

Memang sih, sampai sekarang pun saya engga jago menjahit, engga pintar bermain tennis, menjahit pun sekedar menisik bagian yang berlubang hahaha. Tapi setelah saya pikir lagi, ada manfaatnya lho! Semua selalu ada manfaatnya. Mencari ilmu engga pernah ada ruginya. Learn everything you can, anytime you can, from anyone you can, there will always come a time when you will be grateful you did. Kata Albert Einstein, "Learning is experience. Everything else is just information:))"


Saya juga mau menerapkan ini ke Naya ah. Saya ingin Naya belajar sebanyak-banyaknya. Bukan untuk menjadi hebat di satu bidang, tapi supaya bisa mengeksplorasi bakat dan minatnya kelak:)

Terbukti ke saya lho! Dari sekian banyak les atau workshop atau ekskul yang pernah saya ikuti, kembalinya selalu ke bidang musik , public speaking atau menulis lagi. Sekarang? Coba lihat apa minat saya:p

Benar juga kata tante tadi. Pada akhirnya hanya tiga hal yang menemani kita sampai ke akhirat. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Selebihnya tertinggal di dunia, walaupun yang paling dekat itu adalah batu nisan tempat melekatnya nama kita. Setuju?:D

2 comments:

Unknown said...

ini patut ditiru banget..

Riza Fariyanti said...

SANGAT SETUJU!:D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...