Saturday, February 23, 2013

Gong Xi Gong Xi!

Tulisan ini saya buat untuk web Ayahbunda, bisa juga dibaca disinihttp://www.ayahbunda.co.id/profile/metahanindita/blog/gong.xi.gong.xi/6/3:)
Sejak sebelum menikah dulu, saya sudah berencana untuk mengajarkan toleransi pada anak saya kelak. Tidak hanya toleransi dengan umat agama lain, tapi juga dengan adat istiadat, tradisi maupun kebudayaan lain.  

Saya sendiri tumbuh di keluarga muslim yang taat. Namun, bersekolah selama 9 tahun di sekolah Katolik otomatis membuat toleransi saya terhadap umat beragama lain tinggi.

Saya ingat dulu suka merasa sedih kalau ada yang pilih-pilih teman berdasarkan sukunya. Apalagi kalau saling mengejek yang membawa-bawa SARA. Saya juga sedih saat mengetahui ada ajakan untuk tidak mengucapkan selamat Natal, Waisak, Galungan atau Imlek pada teman yang merayakan. Saya engga ingin kelak Naya menjadi salah satu dari orang-orang itu.

Buat saya sih, mengucapkan selamat adalah bentuk penghormatan dan toleransi yang tidak ada sangkut pautnya dengan kadar keimanan kita.  
Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Bukan berarti kita tidak boleh saling menghormati kan?:)

Indonesia adalah negara dengan beranekaragam suku, agama, ras, adat istiadat yang memperkaya bangsa dan sudah seharusnya dianggap sebagai suatu kekuatan.

Saya selalu menunjukkan Naya segala budaya ataupun kebiasaan yang ada di masyarakat kita. Karena Naya masih belum cukup besar untuk mengerti mengenai perbedaan-perbedaan yang ada, saya memulai 'mengajarkan' toleransi ini dengan mengenalkan simbol-simbol yang berkaitan dengan perayaan-perayaan. Mulai sinterklas sampai pohon natal. Mulai ketupat sampai barongsai.

Harapan saya, nanti saat Naya sudah cukup mengerti, dia tahu bahwa selain tradisi dan perayaan yang biasa dia ikuti seperti Idul Fitri atau Idul Adha, masih banyak lagi tradisi dan perayaan lain di negara ini yang harus dihormati juga.

Walaupun saya tidak ikut merayakan, tapi saya selalu suka suasana Imlek. Lautan warna merah emas dimana-mana, termasuk lampion dan ornamen-ornamen khas chinese. Semua orang mengenakan baju cheongsam. Sungguh sangat meriah!

Tahun lalu, saya mengajak Naya menyaksikan pertunjukan barongsai di mal. Wah, Naya excited sekali lho melihatnya. Sepanjang pertunjukan, Naya tertawa-tawa sambil bertepuk tangan. Bahkan, di akhir pertunjukan, Naya ikut berebutan amplop angpau yang dibagikan kepada seluruh pengunjung. Seru deh!

Tahun ini, saya sudah mulai sounding ke Naya bahwa kami akan menonton barongsai lagi. Entah dia masih ingat atau tidak barongsai itu yang seperti apa, tapi Naya terlihat bersemangat menanti-nanti 'aongcay'. Saya juga!:p

Untuk ayahbunda yang merayakan Imlek, gong xi fat choi!:)

1 comment:

Regina Pacis Jakarta said...

Saya membaca artikel ini, benar-benar informatif. Cara Anda menulis dan menjelaskan semuanya sangat mengesankan. Berterima kasih kepada Anda untuk artikel yang informatif. Sekolah Cambridge Terbaik

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...