Monday, October 24, 2011
BERA on TUM:D
Meta pernah nulis soal BERA di blog ini. Nah, kebetulan dimuat pula sama TM. Bisa dicek disini yaaaa..
BERA Test
24 OCT 2011 0:01:37
by METAMETA in OUR STORIES
for 4-6 MONTHS
Beberapa saat yang lalu, saya mengantarkan Nayara(5mo) menjalani pemeriksaan BERA. Brainstem Evoked Response Audiometry ini adalah pemeriksaan untuk melihat ambang dengar pada telinga anak. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan pada anak dengan keterlambatan bicara atau speech delay, riwayat infeksi TORCH pada kehamilan, bayi yang lahir prematur, bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram, riwayat jaundice atau hiperbilirubinemia, riwayat tidak langsung menangis saat lahir, riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran, atau bayi dengan sindroma tertentu, misalnya Down Syndrome.
Sebenarnya saya yakin pendengaran Nayara tidak apa-apa karena dia sering kaget setiap mendengar suara yang keras. Selain itu Nayara juga merespon terhadap suara-suara di lingkungan sekitarnya. Walaupun terkadang juga cuek, lebih asyik main sendiri dengan kaki tangannya. Tapi, karena Nayara prematur, lahir dengan berat 2500 gram, tidak langsung menangis saat lahir, pernah hiperbilirubinemia berulang dengan kadar bilirubin total paling tinggi mencapai 27mg/dl, I don’t want to take any risk, toh todak ada salahnya diperiksa. Pemeriksaan BERA ini uninvasive, jadi tidak menyakitkan.
Pada waktu mendaftar, saya diberikan list hal yang harus dilakukan di rumah sehari sebelum dilakukan pemeriksaan BERA ini. Membersihkan dahi, belakang telinga, memastikan bayi tidur cukup serta membawa susu dalam botol adalah beberapa di antaranya.
Di hari pemeriksaan, Nayara dites respon pendengarannya dulu. Kami dibawa ke ruang kedap suara, kemudian Nayara dihadapkan pada mainan. Tanpa sepenglihatannya, ada petugas yang membunyikan terompet kecil, bel sampai krincingan di samping dan di belakang Nayara untuk melihat bagaimana responnya. Ternyata, Nayara cuek saja, lebih asyik melihat mainan di depannya. Duh, saya langsung deg-degan!
Kemudian, dilakukan pemeriksaan otoskopi. Ini untuk melihat apakah telinga Nayara ada sumbatan berupa kotoran atau tidak, hasilnya bersih, sehingga bisa langsung dilakukan BERA.
Pertama, Nayara diminumkan obat tidur (rasanya pahit sekali) yang membuat Nayara menangis teriak-teriak. Setelah tertidur, barulah Nayara dibawa ke bed pemeriksaan. Dipasangi kabel di kepala dan telinganya. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat reaksi sistim saraf pendengaran dan batang otak (brainstem) pada saat dilalui oleh rangsangan bunyi.
Proses ini memakan waktu kurang lebih 1 jam. Alhamdulillah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa indera pendengaran Nayara dalam batas normal. Menurut saya, jika terdapat faktor resiko pada bayi kita, deteksi dini sangatlah penting. Dengan deteksi dini, bila memang ada kelainan-apapun jenisnya-pada bayi kita, intervensi dini juga dapat dilakukan.
Label:
motherhood,
Review
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment