Thursday, June 7, 2018

Rotterdam, Packing dan Geneva

Weekend terakhir di Belanda, saya habiskan dengan memenuhi undangan lunch dari kolega. Kolega saya ini sebetulnya sudah pensiun, tapi kami sempat berjumpa saat beliau mengunjungi Indonesia beberapa tahun lalu. Rencananya, beliau akan menjemput kami di apartemen, membawa kami ke Rotterdam, dan mengajak kami berkeliling hingga sore di sana.

Selama di Belanda, saya sudah mengunjungi Rotterdam 4x, sehingga awalnya saya ogah-ogahan berangkat kembali ke sana. Walaupun memang indah, tapi karena kecil, apalagi sih yang bisa dilihat?

Jawabannya ternyata..banyak! Selama 3x sebelumnya, setiap mengunjungi Rotterdam, cuaca selalu sedang tak bersahabat. Entah hujan berkepanjangan, entah mendung seharian atau dingin minta ampun. Hari itu, cuaca cerah, matahari bersinar sepanjang hari dengan suhu sekitar 25 derajat Celcius. Ideal banget kan ya?

Kami dijemput pukul 10 pagi di apartemen, lalu berangkat ke Rotterdam melewati jalanan yang indah. Biasanya, kami berangkat ke sana dengan kereta sehingga tentulah pemandangannya jauh berbeda. Di kiri kanan, bolak/i saya melihat sawah yang luas dengan kumpulan sapi bahkan kuda. Bagus deh!

Sampai di Rotterdam, kami langsung naik Spido, kapal yang akan membawa kami berkeliling Rotterdam. Karena cuaca cerah, banyak sekali orang yang memilih tur dengan Spido ini. Pemandangan lebih jelas, dan saya bisa menikmati keterangan dari audio guide yang diberikan.

Setelah berkeliling, kami makan siang di Hotel New York. Hotel ini merupakan bangunan tua satu-satunya yang masih tersisa dari jaman dahulu. Jadi, saat perang dunia, Rotterdam dibom dan dibumihanguskan, kemudian dibangun kembali dari awal. Bangunan di Rotterdam baru dan lebih modern, kecuali Hotel New York yang memang tidak terkena bom. Makanannya enak (saya memesan burger ikan), tempatnya juga bagus dengan pemandangan laut dan kapal-kapal.

Hari-hari selanjutnya di Belanda saya habiskan dengan packing. Pekerjaan yang paling membuat saya malas sebenarnya. Tapi karena artinya saya akan segera pulang dan bertemu Naya, yaaaay jadi semangat deh!

Sebelum ke Indonesia, saya harus mengunjungi Geneva, Switzerland terlebih dahulu untuk mengikuti ESPGHAN (European Society of Pediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition) Annual Meeting. Awalnya sih saya tak berencana datang ke acara ini karena malas pergi ke Switzerland, negara yang menurut saya termahal sedunia. Rupanya Allah berkata lain. Karena saya memenangkan penghargaan, saya wajib datang untuk mempresentasikan hasil penelitian. Ya sudahlah yaa. Untungnya, suami saya ikut. Jadi tak bete-bete amatlah:p

Kami berangkat dari Amsterdam menuju Schipol Airport pagi hari. Dari apartemen menuju airport hanya membutuhkan waktu sekitar 12 menit menggunakan kereta. Bawaan kami banyak sekali karena memang setelahnya saya langsung pulang ke Indonesia. Penerbangan Amsterdam-Geneva dapat ditempuh dalam 1 jam 20 menit. Tak terasa tahu-tahu kok sudah sampai lagi:D

Begitu sampai di Geneva, kami langsung mencari SIM card dan menuju ke bus stop untuk menuju apartemen kami. Ada yang lucu terkait apartemen ini. Jadi, saya baru confirmed untuk mengikuti acara ini sekitar 2 bulan yang lalu karena saat itu baru mengetahui kalau saya memenangkan award dan wajib mengikuti acara ini. Saat itu, semua hotel yang tersedia (dan affordable ya tentunya, karena di Geneva harganya minta ampun mahal bukan main!) sudah full-booked. Pilihan kami, menambah budget untuk tinggal di hotel bintang 5 yang berjarak 40 menit dari venue kongres (dengan harga yang fantastik juga), atau mencari airbnb.

Pilihan saya jatuh ke yang ke dua. Tilik punya tilik, ada airbnb yang hanya terletak 5 menit dari venue kongres, tempatnya luas, dengan dapur (kalau ada suami ini hal wajib), dan dekat dari akses public transportation. Harganya pun masih sangat terjangkau. Segera saya book, dan selesaikan pembayarannya.

Saat pembayaran confirmed dan saya mendapatkan alamat lengkap airbnb tersebut, saya terkejut bukan main karena alamatnya di.. France alias Perancis. Lah, orang acaranya di Switzerland, masa menginapnya di Perancis. Setelah browsing, ternyata memang penginapan saya berdekatan sekali (jarak sekitar 20 meter saja) dari garis perbatasan Switzerland dan France. Tanpa pikir panjang (karena sudah exhausted rasanya), saya setuju saja dan tidak melakukan survei berkelanjutan.

Masalah mulai muncul saat saya mencoba memesan uber dari airport menuju airbnb. Di aplikasi, saya bisa melihat banyak unit mobil yang berkeliaran di sekitar, tapi setiap saya order, keterangan "Service is currently not available.". Gmz deh pokoknya. Rupanya, ada ketentuan yang melarang Uber dari Switzerland beroperasi di France, dan begitu pula sebaliknya. Hedeeeh ribet.

Untungnya, masih ada opsi lain yang bisa ditempuh, yaitu dengan menggunakan trasnportasi publik. Sayangnya, menurut saya, dibandingkan di Belanda, sistem transportasi publik di Geneva masih jauh di bawahnya. Selama menggunakan transportasi publik di Geneva, tidak pernah sekalipun bis datang tepat waktu. Selain itu, di Belanda ada OVcard atau kartu transportasi yang sangat praktis. Tinggal isi ulang, dan bisa digunakan sampai isinya habis. Di Geneva, guess what, kita harus membeli tiket setiap kali akan naik bis. Iya alhamdulillah kalau di bus stop yang kita datangi pas kebetulan ada mesin tiketnya, kalau tidak ada, ya harus mengantri di dalam bis untuk membeli tiket.

Sampai di apartemen, kebetean saya dan suami cukup berkurang demi melihat apartemen yang sesuai dengan foto-foto di website. Luas, bersih, desain modern, dan lengkap. Sempat beberes beberapa saat, setelahnya kami langsung berangkat melihat-lihat kota Geneva.


Saat itu cuaca cerah namun tidak terlalu panas, pas deh untuk berjalan-jalan. Perjalanan kami mengelilingi Geneva diakhiri dengan makan malam di kedai Turki yang menjual kebab. Besok adalah hari pertama saya mengikuti kongres. Tunggu ceritanya ya!

3 comments:

fitriadianugrah said...

Masalah di GVA itu maceeeeeett. apalagi kalo jam masuk dan pulang kantor di perbatasan Swiss-Perancis. Jadi kalau bus suka telat, sedangkan kalau tram itu sampai ke detik2nya ontime. Di GVA kalau kita menginap di hotel itu gratis tiket transportasi umum. Hotel akan memberikan kartu yang bisa kita pakai untuk semua moda transportasi umum selama masa tinggal di hotel. Mungkin karena air bnb bukan hotel jadi tidak bisa memberikan fasilitas itu dan jadinya harus bayar tiket transport yang mahal. Kalau di GVA harus banget mengunjungi chocolatier2 award winning.

Legistra said...

Huuu pengen banget bisa ke Roterdam. Thanks mba ulasannya. Bisa jadi baham ane preparation Tahun depan. Semoga terwujud !!

-Salam-

Annisa said...

Thank you the article is very useful and good

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...